Senin, 03 September 2012

BERITA RADIO


BERITA RADIO

ASSALAMU’LAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH

OPENING :
SELAMAT PAGI SOBAT KAMPUS/ ANDA MASIH DI 99, 2 SWARA UNIB FM DAN LIVE STREAMING WWW. SWARAUNIB.COM/ DALAM BENGKULU NEWS TODAY/ HARI INI DI EDISI 7 JUNI 2012//  TENTU NYA JUGA MASIH BERSAMA SAYA DINO PRIMA/ SELAMA SATU JAM KE DEPAN KITA AKAN BAHAS INFORMASI DAN BERITA SEPUTAR PROVINSI BENGKULU/ YANG TELAH DIKEMAS DALAM HARIAN RAKYAT BENGKULU/ HARIAN PAGI PERTAMA DAN TERBESAR DI BENGKULU// SALAH SATU BERITA HEADLINE KITA HARI INI ADALAH KUNJUNGAN PERTAMA MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI UNIB KE STUDIO TRANS TV/ ANDA SEBAIKNYA JANGAN KEMANA-MANA/  KARENA KITA AKAN KEMBALI LAGI SETELAH YANG SATU INI. TETAP DI BENGKULU NEWS TODAY//
*BREAK SINGLE*

ANDA MASIH DI 99, 2 SWARA UNIB FM/ HARI MINGGU KEMARIN (27/5)/ STUDIO TRANS TV KEMBALI KEDATANGAN TAMU DARI LUAR KOTA/ YAITU MAHASISWA DARI UNIVERSITAS NEGERI BENGKULU// KUNJUNGAN MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI UNIB INI DALAM RANGKA STUDY MEDIA YANG DIADAKAN OLEH UNIVERSITAS NEGERI BENGKULU// KUNJUNGAN INI DIIKUTI ULEH 105 ORANG MAHASISWA YANG DI KETUAI OLEH DOSEN DASAR-DASAR JURNALISTIK YAITU DR. MACHYUDIN AGUNG, M.SI. INI MERUPAKAN KUNJUNGAN PERTAMA MAHASISWA UNIB KE STUDIO TRANS TV/ GUNA MENAMBAH WAWASAN MAHASISWA TENTANG MEDIA MASSA//

ROMBONGAN TIBA DI TRANS TV DAN LANGSUNG MENUJU RUANG SERBA GUNA// DISANA TELAH MENUNGGU SEORANG STAF PUBLIC RELATION TRANS TV/ TRISNO VALDO/ MEMBAGIKAN QUESTIONAIR UNTUK DIISI// DAN TEPAT PUKUL 14.00/ SEORANG STAF PR LAINNYA/ ARIS MUNANDAR MEMULAI SESI KUNJUNGAN// SETELAH PEMBUKAAN SEBENTAR PARA PESERTA DITUNJUKKAN FILM PROMOSI TRANS TV YANG MENUNJUKKAN FILM-FILM YANG DITAYANGKAN DI TRANS TV// KEMUDIAN IA MENJELASKAN SEDIKIT MENGENAI TRANS TV/ SEBELUMNYA PARA PESERTA MEMANG TELAH DIBAGIKAN BROSUR YANG BERISI COMPANY PROFILE DAN ULASAN MENGENAI TRANS TV/ YANG LANGSUNG DILANJUTKAN SESI TANYA-JAWAB// PARA PESERTA TERLIHAT ANTUSIAS UNTUK BERTANYA MENGENAI BAGAIMANA STRATEGI TRANS TV DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN DI DUNIA PERTELEVISIAN YANG CUKUP KETAT/ SEBERAPA PENTING MEREKA MEMBANGUN BRAND IMAGE YANG BAIK DI MATA MASYARAKAT INDONESIA//

SAYANGNYA KARENA KETERBATASAN WAKTU ADA BEBERAPA PESERTA YANG TIDAK MENDAPAT KESEMPATAN BERTANYA// SEUSAI SESI KUNJUNGAN DI DALAM RUANGAN/ PARA PESERTA DIBAWA UNTUK BERKELILING STUDIO-STUDIO DAN RUANGAN-RUANGAN DI TRANS TV/ MULAI DARI STUDIO 1 DIMANA SAAT ITU SEDANG DIPERSIAPKAN SETTING UNTUK ACARA “EXTRAVAGANZA” YANG AKAN TAYANG MALAMNYA/ STUDIO 2 YANG DIPAKAI UNTUK ACARA “OVERA VAN JAVA”/ STUDIO 3 YANG SELALU DIPAKAI UNTUK SYUTING “CERIWIS” SAMPAI STUDIO BERITA/ DLL//

SETELAH KUNJUNGAN SELAMA 2 JAM/ KUNJUNGAN DI TRANS TV PUN BERAKHIR DAN PARA PESERTA BERSIAP KEMBALI KE PENGINAPAN// SECARA UMUM KUNJUNGAN INI DINILAI BERBAGAI PIHAK CUKUP SUKSES/ PARA PESERTA JUGA UMUMNYA PUAS DAN MERASA SENANG MENDAPAT BANYAK TAMBAHAN PENGETAHUAN// SEMOGA SAJA LAIN KALI KUNJUNGAN SEPERTI INI DAPAT DIADAKAN LAGI KE TEMPAT LAIN YANG LEBIH MENARIK DAN UNTUK JANGKA WAKTU YANG LEBIH LAMA//

KARYA ILMIAH "Pengaruh Handphone Terhadap Kehidupan dan Remaja"


KARYA ILMIAH
"Pengaruh  Handphone Terhadap Kehidupan dan Remaja"


BAB  I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dunia informasi saat ini seakan tidak bisa terlepas dari teknologi. Konsumsi masyarakat akan teknologi menjadikan dunia teknologi semakin lama semakin canggih komunikasi yang dulunya memerlukan waktu yang lama dalam penyampaiannya kini dengan teknologi segalanya menjadi sangat dekat dan tanpa jarak.
Awalnya, teknologi diciptakan untuk mempermudah setiap kegiatan manusia. Berawal dari pemikiran manusia yang berusaha untuk mempermudah kegiatan-kegiatannya yang kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari hari. Kini teknologi telah berkembang pesat dan semakin maju seiring dengan perkembangan zaman sehingga terjadi pengalihan fungsi teknologi. Contohnya pada salah satu fasilitas canggih pada masa ini yang akan kami bahas yaitu mengenai telepon genggam yang lebih dikenal dengan sebutan handphone.
Beberapa tahun yang lalu handphone hanya dimiliki oleh kalangan pembisnis yang memang benar-benar membutuhkan itu untuk kelancaran pekerjaannya. Seiring berjalannya waktu handphone bisa dimiliki oleh semua kalangan. Karena sekarang handphone dilengkapi dengan beberapa fitur yang membuat handphone memiliki beberapa fungsi selain menelepon atau saling berkirim pesan singkat. Handphone kini bukan lagi sekadar alat untuk berkomunikasi. Namun juga sebagai gaya hidup, penampilan, tren dan prestise.
Disamping harga yang ditawarkan cukup terjangkau, berbagai fitur handphone juga diberikan sebagai penunjang majunya teknologi. Dengan semakin berkembangnya teknologi, perangkat Handphone semakin lengkap mulai dari Game, Mp3, Kamera, Radio, dan koneksi Internet.
Di kalangan remaja menggunakan handphone sebagai alat multi fungsi karena multi fungsi tersebut para remaja dapat menggunakan secara positif dan negatif tergantung dari tiap individu.
Contoh positif dari penggunaan handphone oleh remaja:
1. Mempermudah berkomunikasi untuk menyambung silaturahmi (pesan dan telepon).
2. Sarana untuk mencari kebutuhan informasi (internet).
3. Membantu proses pembelajaran.
4. Sarana untuk hiburan (permainan, audio, video).

Contoh negatif dari penggunaan handphone oleh remaja:
1. Sebagai alat untuk menyimpan hal-hal yang mengandung asusila.
2. Sebagai sarana untuk saling berlomba menunjukkan prestise.
3. Penggunaan tidak sesuai dengan kondisi. Misalnya saat proses belajar mengajar   sedang berlangsung menggunakan handphone untuk sms-an dengan teman.

B.     Tujuan
Tujuan karya tulis adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui perkembangan handphone serta penggunaannya oleh remaja.
2. Memberikan informasi kepada siswa, guru dan masyarakat terutama remaja   mengenai perkembangan handphone.
3. Memberikan informasi kepada siswa, guru dan masyarakat terutama remaja mengenai dampak penggunaan handphone.
4. Melatih siswa untuk dapat membuat karya tulis ilmiah dengan baik dengan data-data yang telah ada.
C.     Rumusan Masalah
1.      Apa definisi handphone?
2.      Bagaimana perkembangan telepon genggam dari masa ke masa?
3.      Apa peranan telepon genggam terhadap kehidupan remaja seiring dengan perkembangan teknologi dan komunikasi?
4.      Bagaimana fakta sikap para remaja yang menggunakan handphone?
5.   Apa pengaruh penggunaan handphone bagi kehidupan?
6.   Apa tindakan yang dilakukan remaja untuk menghindari penyalahgunaanhandphone?
D.    Pemecahan Masalah
1.   Definisi handphone.
2.   Perkembangan handphone dari masa ke masa
3.   Peranan telepon genggam terhadap kehidupan remaja seiring dengan    perkembangan teknologi dan komunikasi.
4.   Fakta sikap para remaja yang menggunakan handphone.
5.   Pengaruh penggunaan handphone dalam kehidupan.
6.   Tindakan yang dilakukan remaja untuk menghindari penyalahgunaan handphone.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Handphone
Apa itu handphone?Telepon genggam atau Handphone adalah sebuah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon fixed line sehingga konvesional namun dapat dibawa keman-mana ( portable ) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel ( nirkabel, wireless ).

B.     Perkembangan Handphone Dari masa ke masa
          - Sejarah Handphone
Teknologi handphone pertama kali diperkenalkan pada tanggal 3 April 1973. Komunitas bisnis telefon bergerak mengingatnya sebagai hari lahirnya handphone. Saat itu untuk pertama kalinya pembicaraan jarak jauh dengan perangkat telefon bergerak portable dilakukan. Yang pertama kali mencobanya adalah Martin Cooper, General Manajer Divisi Sistem Komunikasi Motorola. Ide handphone datang dari Cooper yang bermimpi untuk membuat alat komunikasi yang fleksibel. Ia menginginkan untuk dapat keluar dari keterbatasan telefon tetap (fixed phone).Handphone Mr. Cooper ini memiliki berat hampir 1 kg dengan ukuran tinggi 33 cm. Sebagai teknologi baru, handphone tersebut tidak langsung dijual ke masyarakat. Perlu waktu sampai 10 tahun sampai tersedia layanan komersial telefon bergerak.
Tepatnya pada tahun 1983, ketika Motorola memperkenalkan DynaTAC 8000X. Inilah handphone pertama yang mendapat izin dari Federal Communications Commission) FCC dan bisa dipergunakan untuk tujuan komersial. FCC adalah badan pemerintah di AS yang mengatur semua regulasi menyangkut penyiaran (broadcasting) dan pengiriman sinyal radio atau televisi lewat gelombang udara. Handphone ini tersedia di pasaran pada bulan April 1983. Beratnya sekira 16 ons atau 1/5 kg. Dijual dengan harga 3.500 Dolar AS atau sekira Rp 30-an juta.

C.     Peranan Telepon Genggam Pada  Kehidupan Remaja
Tentu kemajuan teknologi ini menyebabkan perubahan yang begitu besar pada kehidupan umat manusia dengan segala peradaban dan kebudayaannya. Terutama terhadap remaja. Perubahan ini juga memberikan dampak yang begitu besar terhadap nilai-nilai yang ada di masyarakat. Khususnya masyarakat dengan budaya dan adat ketimuran seperti Indonesia.
Saat ini di Indonesia dapat kita saksikan begitu besar pengaruh kemajuan teknologi terhadap nilai-nilai kebudayaan yang di anut masyarakat, baik masyarakat perkotaan maupun pedesaan (modernisasi). Kemajuan teknologi seperti televisi, telepon dan telepon genggam (HP), bahkan internet bukan hanya melanda masyarakat kota, namun juga telah dapat dinikmati oleh masyarakat di pelosok-pelosok desa. Akibatnya, segala informasi baik yang bernilai positif maupun negatif, dapat dengan mudah di akses oleh remaja.
Saat ini dapat kita lihat betapa kemajuan teknologi telah mempengaruhi gaya hidup dan pola pikir remaja. Mereka banyak berinteraksi dengan teknologi seperti televisi,handphone, ataupun internet. Dan juga secara pengaruh, merekalah yang paling rentan terkena pengaruh/dampak negatif dari teknologi tersebut.
Sesungguhnya handphone sangat penting bagi para remaja, karena dengan handphone tersebut, para remaja bisalebih mudah dan lancar untuk berkomunikasi, akan tetapi, akan tetapi ternyata handphone bisa menjadi barang yang bahayaketika ternyata handphone tersebut disalahgunakan oleh anak untuk hal-hal yang negatif seperti menyimpan foto-foto ataupun video porno dan juga di gunakan sebagai alat yang memperlancar komunikasi dengan lawan jenis untuk hal-hal yang kurang bermanfaat seperti pacaran, sehingga dengan handphone tersebut berdampak negatif pada anak khususnya remaja seperti terjadinya pergaulan bebas, seks di luar nikah dan menurunnya prestasi belajar bahkan juga bisa terjadi anak mengambil uang ataupun barang berharga milik orang tuanya tanpa izin hanya untuk membeli pulsa.
Pada hakikatnya, kemajuan teknologi dan pengaruhnya dalam kehidupan adalah hal yang tak dapat kita hindari. Akan tetapi, kita dapat melakukan tindakan yang bijaksana terhadap diri kita sendiri, keluarga dan juga masyarakat luas agar kemajuan teknologi yang semakin dahsyat ini tidak sampai menggeser jati diri kita sebagai manusia yang memiliki norma.
Bagaimanapun, sebagai anggota masyarakat, dan terutama sebagai orang tua, kita harus melakukan seleksi terhaqdap kemajuan teknologi, agar semaksimal mungkin dapat mencegah pengaruh negatif teknologi terhadap anak khususnya kaum remaja yang merupakan generasi emas yang akan menjadi penerus perjuangan kita membentuk bangsa yang berakhlak dan berbudaya di masa yang akan datang.

D.    Fakta Para Remaja Yang Menggunakan Handphone
Anak zaman sekarang sudah mempunyai handphone dan tiada hari tanpa memeganghandphone terasa tidak enak karena handphone dapat di pergunakan sebagai alat komunikasi, dan sebagai alat yang dapat menyimpan file-file yang sangat berharga. Anak-anak zaman sekarang lebih mementingkan handphone daripada pelajaran.
Berikut merupakan tindakan remaja khususnya siswa yang sering ditemukan. Ada sikap positif dan negatif.
- Fakta negatif
·         Banyak siswa yang mempunyai handphone waktu luangnya banyak tersita untuk smsan atau saling telepon (bukan untuk belajar).
·         Ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung di dalam kelas siswa memilih sibuk dengan handphone mereka.
·         Sebagian siswa yang menggunakan alat komunikasi tersebut untuk saling berkomunikasi ketika saat ulangan.
·         Banyak siswa yang menyimpan hal-hal yang berbau pornoaksi dan pornografi.
- Fakta Positif
·         Siswa tidak gagap teknologi, siswa dapat mengikuti perkembangan era teknologisasi dunia dan siswa dapat lebih produktif, efektif dan efisien dalam waktu, energi dan biaya karena ada sarana komunikasi yang memudahkan urusannya.
·         Siswa dapat mencari materi dengan search lewat handphone melalui internet.

Pengaruh Pengguna Hanphone Terhadap Kesehatan
          Ternyata selain berpengaruh gaya kehidupah sehari-hari, handphone juga dapat mangganggu kesehatan bagi para penggunanya. Dapat kita ketahui dari penelitian para ilmuwan tentang bahayanya penggunaan handphone. Pakar AS menuturkan, bahwa kita semestinya mengindari 6 kebiasaan buruk pemakaian handphone dan ada 8 jenis pengguna handphone yang sebaiknya dihindari.
Pakar terkait menunjukkan 6 kebiasaan buruk pemakaian handphone yang merugikan kesehatan itu meliputi :
a)      Menggantungkan handphone dileher atau pinggang. Bagi mereka yang Arrhytmia (tidak ada irama jantung), fungsi jantung tidak sempurna sebaiknya tidak menggantungkan handphone di dada. Jikahandphone digantung di bagian pinggang atau sisi perut mungkin akan mempegaruhi fungsi kesuburan. Cara yang lebih aman dan sehat adalah simpan dalam tas yang dibawa serta.
b)      Menempelkan handphone di telinga ketika menelepon. Ketika menelepon dan belum tersambung, radiasi akan bertambah kuat, maka sebaiknya jauhkan handphone dari bagian kepala, selang 5 detik kemudian baru dihubungai kembali.
c)      Sinyal handphone semakin lemah ketika menempel di telinga. Berdasarkan prinsip kerja handphone, dalam keadaan sinyal yang agak lemah, handphone akan meningkatkan daya luncur gelombang elektromagnetnya secara otomatis, sehingga intensitas radiasi bertambah kuat. Dengan menempelkan ke telinga, maka radiasi yang dialami bagian kepala akan berlipat ganda.
d)     Percakapan handphone terlalu lama. Para ahli menyarankan, tidak baik berhubungan telepon terlalu lama, jika memamg demikian bisa mempertimbangkan memakai telepon tetap atau memeakai alat pendengar, jika terpaksa harus berhubungan denganhandphone dalam jangka waktu lama juga harus mendengar secara bergantian di kiri dan kanan telinga 1-2 menit.
e)      Sembunyi di sudut tembok dan bisik-bisik menerima telepon rahasia.Dengan bersembunyi di sudut bangunan dalam kondisi umum, penutupan sinyal di sudut bangunan tidak begitu baik, sehingga dengan demikian dapat meyababkan daya radiasi handphone dalm sudut tertentu bertambah besar.
f)       Mondar-mandir (selalu bergerak). Sejumlah orang tanpa sadar suka berjalan perlahan ketika menelepon, selalu bergerak kesana kemari, namun tidak sadar bahwa menggerakkan posisi dapt menyababkan ketidakstabilan sinyal yang diterima, dengan demikian menyebabkan terjadinya luncuran daya tinggi dalam waktu singkat yag tidak diperlukan.

Selain itu, 8 tipe orang berikut ini sebaiknya mengurangi pemakaian handphone:
1.      Penyakit epilepsi
2.      Jantung
3.      Lemah saraf parah
4.      Katarak
5.      Diabetes
6.      Wanita hamil dan menyusui
7.      Anak-anak
8.      Orang tua berusia lebih dari 60 tahun

E.     Tindakan Remaja Untuk Menghindari Penyalahgunaan Handphone
Berikut ini adalah beberapa tindakan yang bisa menghindari penyalah gunaan Handphone
1.  Menolak ajakan teman untuk menyimpan maupun melihat hal-hal yang meyangkut pornoaksi dan pornografi.
2.   Tidak membawa handphone ke sekolah atau mematikan handphone saat pelajaran berlangsung agar tidak mengganggu konsentrasi belajar.
3.   Ketika berada dirumah sebaiknya mengatur waktu sebaik-baiknya antara belajar dan menggunakan handphone.
4.   Belajar sebaik mungkin agar tidak sampai menggunakan handphone saat ujian.
5.   Menghindari mengakses situs porno atau mendownload konten-konten porno darihandphone.
6.   Menggunakan handphone jika diperlukan dan untuk hal-hal yang penting saja.
7.   Memperbanyak konten-konten religi pada handphone.
8.   Memberi kode pengaman pada handphone jika diperlukan.
Dalam hal ini pengawasan dari orang tua juga sangat penting. Mengingat banyaknya kenakalan remaja yang kurang diperhatikan oleh orang tua.

F.      SARAN
1.   Fasilitas canggih yang telah diberikan dalam sebuah handphone sudah semestinya dipergunakan dengan sebaik mungkin dan sebagaimana mestinya.
2.   Sebagai seorang remaja hendaknya lebih mengutamakan belajar.
3.   Sebagai orang seharusnya lebih mempertimbangkan segala sesuatu yang akan diberikan kepada anak dengan melihat akibatnya terhadap perkembangan anak terutama yang memasuki usia remaja.
4.   Penggunaan handphone yang terlalu lama dapat menimbulkan hal-hal negatif, maka sebaiknya remaja yang sering menggunakan handphone untuk menelepon mengurangi intensitasnya dan menggunakan seperlunya saja.

BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Dari pembahasan dapat diambil kesimpulan yaitu :
1.   Salah satu teknologi yang saat ini sedang trend di masyarakat Indonesia adalah  handphone  untuk berbagai kalangan masyarakat. Handphone sekarang sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Disamping harga yang ditawarkan cukup terjangkau, berbagai fitur handphone juga diberikan sebagai penunjang majunya teknologi.
2.   Handphone kini bukan lagi sekadar alat untuk berkomunikasi saja tetapi juga sebagai gaya hidup, penampilan dan trend.
3.   Perkembangan teknologi yang terdapat pada handphone begitu menakjubkan menyebabkan perubahan yang begitu besar pada kehidupan umat manusia dengan segala peradaban dan kebudayaannya terutama terhadap remaja.
4.   Handphone semakin memanjakan kita dengan berbagai teknolgi yang diterapkan. Dan semakin beragam pula cara-cara memanfaatkan fasilitas yang semakin canggih.
5.   Sering kali handphone mengalihkan akativitas seorang pelajar yang seharusnya belajar sebagai tugas utama.
6.   Fungsi Handphone tidak digunakan sebagaimana mestinya akan tetapi malah disalah gunakan oleh berbagai pihak.
7.   Dan banyaknya sisi positif dan negatif yang ditimbulkan dengan adanya handphone.


DAFTAR PUSTAKA

INTERNET
http://feelslikehome-ptk.blogspot.com/2007/07/perkembangan-handphone-dan-jurnalisme.html
http://rana08.wordpress.com/2008/10/06/sejarah-dan-perkembangan-handphone/
http://id.wikipedia.org/wiki/handphone

TUGAS KELOMPOK TEORI KOMUNIKASI


TUGAS KELOMPOK
TEORI KOMUNIKASI

Soal :
Salah satu kajian ilmu komunikasi adalah mengenai kelompok dan organisasi dimana salah satu teorinya adalah Groupthink oleh Irving Janis. Silahkan baca lebih lanjut mengenai teori ini dalam refensi buku Pengantar Teori Ilmu Komunikasi Analisis dan Aplikasi, Edisi 3, Buku 1, oleh Richard West & Lynn H. Turner, Penerbit Salemba Humanika, tahun 2008, hal. 2735-291. Atau memanfaatkan refensi lainnya* mengenai teori ini. Jawab dan bahaslah dengan teman dikelompok anda pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada hal. 110 np.2-5. Apabila anda tidak mempunyai buku tersebut, berikut ini pertanyaan-pertanyaan tersebut (kecuali yang no.1 di bawah ini):

1.      Apa yang dibahas dalam teori Groupthink?
2.      Janis dan Hart t telah mengemukakan beberapa cara untuk mencegah terjadinya groupthink. Berikan paling tidak dua cara tambahan untuk mencegah groupthink. Jelaskan dengan spesifik dan berilah contoh.
3.      Apakah anda pernah berada dalam kelompok kecil dengan tingkat kohesivitas tinggi? Jika pernah, apakah terjadi groupthink? Jika benar, bagaimana anda mengetahuinya? Jika tidak, apa yang mencegah terjadinya groupthink?
4.      Dalam bukunya Groupthink, Janis bertanya jika sedikit pengetahuan mengenai groupthink merupakan hal yang berbahaya. Mengapa menurut anda Janis menanyakan pertanyaan ini dan apa konsekuensi dari mengetahui tentang groupthink? Berikan contoh dalam penjelasan anda.
5.      Seberapa luaskah penyebaran groupthink? Apakah anda percaya bahwa masyarakat menyadari masalah ini? Diskusikan tanggapan anda dengan menggunakan contoh.

Jawaban No. 1:
1.      Apa yang dibahas dalam teori Groupthink?
Adapun yang dibahas didalam Groupthink adalah sebagai berikut :
Disini kita akan melihat salah satu dari teori Janis yang lebih sering dikenal sebagai Hipotesis Groupthink. Janis menguji beberapa rincian mengenai pembuatan keputusan dalam kelompok. Dengan menekankan pada pemikiran kritis, Ia menunjukkan bagaimana kondisi tertentu dapat mengarah kepada tingginya kepuasan suatu kelompok namun dengan hasil yang tidak efektif.
Groupthink didefinisikan sebagai suatu cara pertimbangan yang digunakan anggota kelompok ketika keinginan mereka akan kesepakatan melampaui motivasi mereka untuk menilai semua rencana tindakan yang ada.
Groupthink merupakan hasil langsung dari kohesivitas kelompok yang pertama kali dibahas secara mendalam oleh Kurt Lewin sekitar tahun 1930 dan sejak saat itu menjadi sebuah variable penting dalam keefektifitasan kelompok. Kohesivitas adalah sebuah tingkatan dari ketertarikan antar sesama anggota dalam kelompok.
Kohesivitas merupakan sebuah hasil dari sejauh mana anggota kelompok merasa bahwa tujuan mereka dapat dipenuhi di dalam kelompok. Hal ini tidak membutuhkan kesamaan sikap, namun setiap anggota dari kelompok tersebut saling bergantung satu sama lainnya untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan. Semakin tinggi tingkat kohesivitas dalam suatu kelompok, semakin tinggi tekanan yang diberikan kepada setiap anggota.
Kohesivitas dapat menjadi sesuatu yang baik karena membawa anggota kelompok dalam satu kesatuan dan meningkatkan hubungan antar pribadi. Meskipun Janis tidak menyangkal akan kebaikan dari kohesivitas, namun Ia menyadari akan bahayanya. Salah satunya adalah, tingginya tingkat kohesivitas pada suatu kelompok dapat memungkinkan anggotanya untuk memberikan energi yang lebih banyak dalam rangka menjaga keutuhan kelompok agar tidak retak ketika mereka membuat keputusan bersama. Terkadang hal ini dilakukan agar mereka diakui dalam kelompoknya.
Konflik yang terjadi pada kelompok yang mempunyai tingkat kohesivitas rendah biasanya adalah perdebatan dan perseteruan mengenai suatu masalah.
Janis > groupthink dapat menghasilkan 6 hal yang tidak baik :
1.      Kelompok membatasi pembahasan mereka hanya pada beberapa alternatif tanpa mempertimbangkan kemungkinan lain. Solusinya mungkin tampak nyata dan sederhana bagi kelompok, dan hanya sedikit eksplorasi mengenai ide lainnya.
2.      Pendapat yang awalnya disukai oleh sebagian besar anggota tidak pernah dipelajari ulang untuk melihat adanya kemungkinan kesalahan. Dengan kata lain, kelompok tidak kritis dalam mempelajari suatu masalah untuk menemukan solusinya. (tidak ada evaluasi)
3.      Kelompok tidak berhasil mempelajari pendapat yang awalnya tidak disukai oleh mayoritas. Pendapat minoritas secara langsung ditolak dan dihindari.
4.      Kelompok tidak berusaha untuk mencari pendapat ahli. Mereka merasa puas dengan diri mereka sendiri dan merasa terancam dengan orang luar.
5.      Kelompok menyeleksi berbagai informasi. Mereka lebih berkonsentrasi pada apa yang mendukung ide mereka.
6.      Kelompok merasa percaya diri dengan ide yang mereka miliki tanpa memikirkan rencana cadangan. Tidak peduli apakah ide mereka berjalan dengan baik ataupun tidak.
Semua ini merupakan hasil dari kurangnya informasi dan rasa percaya diri yang tinggi akan kelompoknya.
Janis mengemukakan bahwa groupthink ditandai dengan beberapa gejala :
1.      ilusi ketangguhan yang tercipta karena adanya sikap optimistis yang tinggi. Ada pengertian yang begitu kuat mengatakan bahwa “Kami tahu apa yang kami lakukan jadi jangan mengacaukan keadaan”.
2.      kelompok menciptakan usaha kolektif untuk merasionalisasikan tindakan yang telah mereka putuskan.
3.      kelompok mempertahankan keyakinan yang tidak dapat dibantahkan dalam moralitas yang terkandung di dalamya, melihatnya sebagai sesuatu yang harus dilakukan demi mencapai hasil yang diinginkan.
4.      orang luar dipandang sebagai orang yang jahat, lemah dan tidak mengerti apa – apa.
5.      tekanan langsung diberikan pada setiap anggota bukan untuk mengungkapkan opini yang bertentangan. Perbedaan pendapat dengan cepat dimusnahkan, dan ini mengarah pada gejala yang keenam yaitu
6.      penyensoran diri dari perselisihan.
7.      ilusi bahwa semua anggota kelompok sepakat dan bersuara bulat
8.      otomatis menjaga mental untuk mencegah atau  menyaring informasi-informasi yang tidak mendukung, hal ini dilakukan oleh para penjaga pikiran kelompok (mindguards).
Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menghindari efek negatif dari groupthink adalah sebagai berikut:
1.      Menyampaikan secara terbuka mengenai kemungkinan tumbuhnya pikiran kelompok dengan sengaja konsekuensinya.
2.      Ditekankan perlu adanya keberpihakan atas posisi yang lain.
3.      Meminta evaluasi secara kritis dari setiap anggota, dengan memberikan dorongan dan menguraikan keraguan.
4.      Tunjuk satu atau dua orang untuk menjadi kritikus kelompok.
5.      Saat tertentu kelompok perlu dipecah menjadi lebih kecil dan efektif, dan saat kemudian dikembalikan seperti semula untuk memperoleh peran yang maksimal dari setiap anggota.
6.      Menyediakan cukup waktu untuk mempelajari keberadaan kelompok lain (saingan), dengan mengidentifikasi tanda-tanda atau pernyataan-pernyataan ataupun kemungkinan lainnya yang dinilai membahayakan.
7.      Setelah keputusan sementara dicapai, dimintakan kepada anggota untuk mengevaluasi kembali dalam kesempatan yang berbeda.
8.      Menyediakan waktu untuk mengundang pakar-pakar dalam menghadiri pertemuan kelompok, guna mengkritisi atau menolak pandangan kelompok.
9.      Membuka kemungkinan adanya anggota kelompok untuk selalu mendiskusikan secara terbuka di forum lain, dengan catatan hasilnya semata-mata untuk kelompok.
10.  Membuat beberapa kelompok yang bebas tidak saling bergantung (independent), untuk bekerja secara bersama dalam memecahkan suatu persoalan.
Faktor – faktor determinan yang terdapat pada pikiran kelompok, yaitu :
1.      Faktor Anteseden
Kalau hal – hal yang mendahului ditujukan untuk meningkatkan pikiran kelompok, maka keputusan yang dibuat oleh kelompok akan bernilai buruk. Akan tetapi, kalau hal – hal yang mendahului ditujukan untuk mencegah pikiran kelompok, maka keputusan yang akan dibuat oleh kelompok akan bernilai baik.
2.      Faktor Kebulatan Suara
Kelompok yang mengharuskan suara bulat justru lebih sering terjebak dalam pikiran kelompok, daripada yang menggunakan sistem suara terbanyak.
3.      Faktor Ikatan Sosial – Emosional
Kelompok yang ikatan sosial – emosionalnya tinggi cenderung mengembangkan pikiran kelompok, sedangkan kelompok yang ikatannya legas dan berdasarkan tegas belaka cenderung lebih rendah pikiran kelompoknya.
4.      Toleransi Terhadap Kesalahan
Pikiran kelompok lebih besar kalau kesalahan – kesalahan dibiarkan daripada tidak ada toleransi atau kesalahan – kesalahan yang ada.
Contoh dari Teori Groupthink :
Perusahaan A yang bergerak di bidang konstruksi bangunan memenangkan sebuah tender untuk membangun sebuah jembatan di daerah padat penduduk. Jembatan ini akan diletakkan di atas sungai yang melintasi daerah tersebut. Karena mendapatkan tempat seperti itu, para anggota tim berpikir sedemikian rupa untuk menggambarkan sebuah model jembatan yang cocok diletakkan ditengah – tengah kawasan pemukiman padat penduduk. Ketua tim percaya bahwa komposisi dan model yang Ia ajukan pada presentasi merupakan model yang paling cocok. Ia pun berhasil meyakinkan anggota tim lainnya agar mengikuti pilihannya. Pada saat itu, salah seorang anggota tim menyadari bahwa ada yang salah dengan komposisi pilar jembatan pada gambar rancangan ketua tim. Namun, Ia tidak mengungkapkan hal itu karena mayoritas anggota kelompok telah menyetujui pendapat sebelumnya. Ia takut bahwa pendapatnya akan membuat kacau rencana yang telah disetujui.
Akhirnya setelah beberapa bulan, pembuatan jembatan pun selesai. Tak lama setelah jembatan berdiri dengan kokohnya ditengah – tengah pemukiman penduduk, jembatan tersebut rubuh dan memakan korban yang sedang melintas di atas jembatan. Ketika diteliti ulang, hal ini disebabkan karena kurang kokohnya pilar jembatan untuk menopang jembatan itu.
Setelah kecelakaan ini, salah seorang dari anggota tim yang dulu tidak berani mengemukakan pendapatnya lalu berbicara mengenai hal yang baru saja terjadi. Mendengar hal itu, anggota tim lainnya pun sadar bahwa mereka telah melakukan kesalahan dulu. Jika saja mereka mau mendengarkan pendapat selain pendapat mayoritas kelompok, hal ini tidak akan terjadi. Kini mereka belajar dari pengalaman mereka. Mereka mulai menghargai pendapat orang lain.

Jawaban No. 2:
2. Janis dan Hart t telah mengemukakan beberapa cara untuk mencegah terjadinya groupthink. Berikan paling tidak dua cara tambahan untuk mencegah groupthink. Jelaskan dengan spesifik dan berilah contoh.
Menurut kelompok kami, mungkin cara lain yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya Groupthink yaitu:
1.      Mendesak tiap individu/anggota kelompok untuk bersuara atau mengeluarkan pendapat mereka masing-masing, dan menghargai pendapat individu tersebut walaupun mereka memiliki pendapat yang berbeda dengan anggota kelompok yang lainnya.
Contohnya:
Misalnya di dalam suatu komunitas terdapat masalah, hal yang dilakukan untuk mendapatkan jalan keluar yaitu dengan cara berdiskusi bersama-sama. Antara satu anggota dengan anggota yang lainnya saling mengeluarkan pendapat. Pemimpin menampung pendapat pendapat yang ada, dan menghargai apabila ada pendapat salah satu anggota yang sangat berbeda dari anggota lainnya. Lalu langkah terakhir yaitu membuat kebijakan yang sesuai dengan suara terbanyak sesuai dengan apa yang telah didiskusikan.
2.      Mengevaluasi kembali kebijakan yang akan dibuat, dengan cara menanyakan kembali kepada anggota kelompok, sebelum diambilnya keputusan akhir.
Contoh :
Misalnya dalam suatu komunitas ingin menetapkan kebijakan, sebelum kebijakan tersebut dikeluarkan, maka seharusnya kebijakan itu dievaluasi kembali, apakah itu dengan cara didiskusikan kembali ke anggota kelompok, atau dengan cara mendengar referensi baik itu insternal atau eksternal.
Contoh kasus Groupthink:
Kasus Sri Mulyani dapat dengan terang menjelaskan asumsi-asumsi diatas, dimana, kohesivitas terjadi pada saat keputusan ini diambil. Terlihat bagaimana kader-kader Partai Demokrat mempertahankan keputusan itu secara bersama-sama dan solid pada setiap kesempatan berkomunikasi dengan publik dan media. Akibat dari diambilnya kebijakan tersebut oleh Presiden SBY, dan dilanjutkan dengan dibentuknya Sekretariat Bersama Partai-Partai Koalisi, dengan Ketua Hariannya adalah Aburizal Bakrie, semakin menguatkan opini pada publik, bahwa Sri Mulyani sengaja dikorbankan oleh Presiden SBY untuk mempertahankan stabilitas kekuasaan dan pemerintahannya dari tekanan oposisi dan Partai-Partai koalisi yang dalam kasus Century berbalik menekan dan bergabung dengan pihak oposisi. Hal ini semakin merendahkan wibawa Presiden RI dengan mengalah pada tekanan-tekanan politis yang dari sisi hukum positif belum tentu benar. Bahwa keputusan yang diambil tidaklah melalui pertimbangan ahli, mengabaikan pendapat kalangan perbankan dan moneter, dan juga bisa dianggap mengorbankan reformasi birokrasi didalam tubuh kementerian Keuangan yang sedang dijalankan dengan keras oleh Sri Mulyani. Bagaimana rasa keadilan publik menjadi terganggu, ketika seorang petinggi partai golkar mengatakan bahwa dengan mundurnya Sri Mulyani dan pembentukan Sekretariat Bersama ini, kasus century dapat dihentikan. Hal ini mendukung opini yang berkembang bahwa telah terjadi sebuah transaksi politik pada elit pimpinan negeri ini yang mengarah pada Kartel Politik, dimana pada Kartel Politik, yang dikorbankan adalah rakyat.

Secara teori, kesemuanya itu disebabkan kurangnya pemikiran kritis dalam kelompok yang kohesif dan kepercayaan diri yang berlebih dari kelompok. Hal ini ditandai dengan beberapa gejala yaitu yang pertama adalah kekebalan ilusi (illusion of invulnerability) dimana menciptakan sebuah udara optimisme yang tidak semestinya. Yang kedua adalah kelompok menciptakan usaha kolektif untuk merasionalisasikan serangkaian tindakan yang telah ditetapkan. Ketiga adalah kelompok menjaga sebuah kepercayaan yang tidak terpatahkan dalam moralitas yang inherent, melihat dirinya sendiri yang termotivasi dan bekerja untuk hasil yang terbaik. Gejala yang keempat adalah pemimpin yang berasal dari luar kelompok di-stereotype-kan sebagai jahat, lemah, dan bodoh. Kelima adalah tekanan langsung mendesak anggota untuk tidak mengungkapkan pendapat yang berlawanan. Perselisihan akan cepat padam yang akan membawa pada gejala ke enam yaitu sensor diri (self cencorship) dari pertentangan, dimana anggota enggan bmenyampaikan pendapat yang berlawanan dan menekan mereka untuk mengambil posisi yang sama. Gejala yang ketujuh adalah adanya ilusi kesepakatan (ilusi unanimity) bersama dalam kelompok. Jika keputusan telah diambil maka muncul pemikiran waspada (mindguards) untuk melindungi kelompok dan pemimpin dari opini yang berlawanan dan informasi yang tidak diinginkan.

Pada akhirnya, berkaitan dengan kasus Sri Mulyani ini, gejala-gejala diatas dapat ditemukan secara jelas. Bagaimana Presiden SBY menebarkan optimisme yang dangkal, bahwa Sri Mulyani pergi ke World Bank adalah sebuah prestasi, padahal jabatan tersebut beberapa kali ditolak oleh Sri Mulyani. Kemudian, kelompok pendukung Presiden dan kader-kader Partai Demokrat juga memperkuat hal ini dalam setiap kesempatan komunikasi di media. Tidak adanya bocoran informasi dari dalam kelompok Presiden SBY dan kader partai. Kemudian juga, bagaimana dihembuskannya isu tentang Aburizal Bakrie, sebagai penyebab mundurnya Sri Mulyani, yang memang memiliki beberapa masalah dalam bidang keuangan dan kasus lapindo, dengan Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan. Semua gejala tersebut sangat jelas dapat kita terjemahkan dari kasus tersebut.

seharusnya, Presiden SBY bisa lebih arif dalam mengambil keputusan berkaitan dengan Sri Mulyani. Bahwa integritas Sri Mulyani, baik dalam hal kompetensi bidang moneter maupun pada profesionalitas profesi, sangat diakui didalam negeri maupun diluar negeri, yang seharusnya memberikan alasan untuk mempertahankan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan. Jika saja keputusan tersebut melibatkan lebih banyak orang, kader Partai Demokrat, ahli hukum, politik dan ekonomi, serta bisa lebih peka pada kondisi negara yang sangat membutuhkan pemimpin-pemimpin yang memiliki profesionalitas dan integritas yang tinggi dan lebih menekankan pada kepentingan yang lebih besar daripada sekedar mempertahankan stabilitas kekuasaannya, mungkin tidak harus dengan mendorong Sri Mulyani menjadi pejabat di World Bank, tapi tetap memimpin Kementerian Keuangan dan melanjutkan reformasi Birokrasi pada institusi yang sangat penting bagi Republik Indonesia dan juga menjadi penentu dalam kemampuan finansial pemerintah dalam menjalankan roda kenegaraan.


Jawaban No. 3 :

3.      Apakah anda pernah berada dalam kelompok kecil dengan tingkat kohesivitas tinggi? Jika pernah, apakah terjadi groupthink? Jika benar, bagaimana anda mengetahuinya? Jika tidak, apa yang mencegah terjadinya groupthink?

·         Janis menggunakan istilah groupthink untuk menunjukkan suatu mode berpikir sekelompok orang yang sifatnya kohesif (terpadu) ketika usaha-usaha keras yang dilakukan anggota-anggota kelompok untuk mencapai kata mufakat telah mengesampingkan motivasinya untuk menilai alternatif-alternatif tindakan secara realistis
·         Apakah anda pernah dalam kelompok kecil dengan tingkat kohesivitas tinggi?
       Pernah
·         Jika pernah, apakah terjadi groupthink? Pernah dan keadaan ketika sebuah kelompok membuat keputusan yang tidak masuk akal untuk menolak anggapan/ opini publik yang sudah nyata buktinya, dan memiliki nilai moral. Keputusan kelompok ini datang dari beberapa individu berpengaruh dalam kelompok yang irrasional tapi berhasil mempengaruhi kelompok menjadi keputusan kelompok. Groupthink mempengaruhi kelompok dengan melakukan aksi-aksi yang tidak masuk akal dan tidak mempedulikan pendapat-pendapat yang bertentangan diluar kelompok. Kelompok yang terkena sindrom groupthink biasanya adalah kelompok yang anggota-anggotanya memiliki background yang sama, terasing (tidak menyatu, terisolir) dari pendapat-pendapat luar, dan tidak ada aturan yang jelas tentang proses pengambilan keputusan.
·         Cara mengetahuinya , ketika anggota kelompok mulai mempertahankan keinginannya dan menggambil keputusan tidak sesuai dengan rasional nya
Dan ada sekelompok orang yang terkena sindrom yang memiliki background yang sama,dan berhasil mempengaruhi orang lain

Jawaban No. 4 :

4.      Menurut saya memang wajar Janis mengatakan jika sediit pengetahuan mengenai groupthink maka akan sangat berbahaya. Apalagi untuk individu yang terlibat dalam suatu komunitas kecil. Pengetahuan menganai groupthink sangat dibutuhkan, agar tidak terjadi hal hal yang negative naik itu untuk individu anggota kelompok itu sendiri atau untuk anggota kelompok tersebut. Apabila banyak mengetahui pengetahuan tentang groupthink, setidaknya dapat menghindari terjadinya groupthink disuatu komunitas.

Jawaban No. 5:

5.      Seberapa luaskah penyebaran groupthink? Apakah anda percaya bahwa masyarakat menyadari masalah ini? Diskusikan tanggapan anda dengan menggunakan contoh.
v  Menurut Kelompok kami penyebaran Grouptink sudah sangat luas, dan sudah menyebar keseluruh masyarakat di setiap negara di dunia. Baik itu dalam kelompok masyarakat yang kecil maupun tang besar.
v  Saya percaya bahwa sebagian masyarakat ada yang menyadari masalah Groupthink ini, yaitu bagi masyarakat yang memahami groupthink itu sendiri. Tetapi tidak sedikit juga masyarakat indonesia yang tidak menyadari kasus ini, terlebih lagi bagi masyarakat awam.
v  Berikut adalah beberapa contoh kasus Groupthink yang ada di Indonesia :
Kegaduhan politik pragmatis di Indonesia bukan tidak mungkin sebagai gejala groupthink, para politisi, penegak hukum, birokrat, teknokrat atau siapapun pihak yang mengambil tindakan tertentu dan berdampak massif terhadap masyarakat, bisa saja berilusi bahwa tindakan-tindakannya tidak akan merugikan pihak lain.
Sebagai contoh, pembebasan Ayin (terpidana  pemberi suap Jaksa Urip), politisasi kasus Gayus Tambunan, pembiaran terhadap kelompok agama radikal yang mengancam toleransi beragama, isu kegagalan pemerintah, isu neoliberal, keterlambatan penanggulangan bencana, nuansa KKN dalam seleksi CPNS di beberapa daerah, dll, dapat diindikasikan sebagai gejala groupthink.
Lalu bagaimana cara mengatasi gejala groupthink yang cenderung destruktif dan berpotensi menjadi akumulasi masalah berkepanjangan di masa depan?
Irving Janis menyatakan, groupthink dapat dihindari jika setiap pemimpin kelompok, baik formal maupun informal menangguhkan penilaian, mendorong munculnya berbagai kritik atas program ataupun keputusan yang diusulkan, mengundang ahli-ahli dari kelompok luar, menugaskan satu atau dua orang anggota untuk menjadi devil’s advocate  guna menentang pendapat mayoritas (sekalipun mereka sebenarnya setuju) dan membuat-keputusan-keputusan secara bertahap, tidak sekaligus.
Menyongsong Indonesia baru, para pemimpin Indonesia di berbagai lini diharapkan mempunyai persepsi sosial yang akurat. Persepsi sosial sendiri adalah proses menangkap "arti" objek dan kejadian/peristiwa sosial yang dialami sebagai sebuah aspek krusial.
Tanpa persepsi yang akurat, tidak mungkin terjalin komunikasi yang efektif diantara eksekutif, legislatif dan masyarakat. Sebagai contoh, persepsi sosial yang akurat dari para pemimpin di Komisi DPR RI akan mencerminkan sensitivitas dalam melihat permasalahan dan aspirasi masyarakat, untuk kemudian melakukan evaluasi secara jelas dan tepat.
Persepsi akurat ini hanya bisa diperoleh jika para wakil rakyat “turun gunung” untuk mendengar langsung dan berdialog dengan masyarakat, dan tidak hanya menerima pesan-pesan masyarakat yang diperoleh dari pihak lain atau tataran kader Parpol di daerah yang cenderung bersikap “Asal Bapak Senang” namun manipulatif. Pengenalan masalah adalah setengah perjalanan mencapai penyelesaian masalah itu sendiri.
Diharapkan melalui persepsi sosial yang kuat, para pemimpin Indonesia ke depan akan memimpin rakyat dengan tidak hanya sekedar “menampung masalah” tetapi juga akan lebih pro aktif menyelesaikan berbagai permasalahan.
Tentunya hal ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemimpin tertinggi di negeri ini, namun diharapkan dapat diadopsi sampai ke level yang terendah sekalipun di luar struktur formal masyarakat, yakni kepemimpinan kolektif dalam jiwa individu-individu masyarakat Indonesia yang nantinya mampu menciptakan “filter sosial” dengan memilah-milah berbagai distorsi informasi dan provokasi yang disebarkan para penggaduh politik yang semakin menjerumuskan rakyat negeri ini ke lembah kebencian.

Referensi :
http://www.slideshare.net/bumnbersatu/teori-groupthink
http://www.slideshare.net/bumnbersatu/groupthink-teori
http://www.scribd.com/doc/91835762/Komkel-Teori-Komunikasi-Kelompok
http://www.scribd.com/doc/90699070/Bagian-3-Teori-Janis-Mengenai-Group-Think