PENGERTIAN KOMUNIKASI
Kata atau
istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara etimologis atau
menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini
bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’
atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk
kebersamaan atau kesamaan makna.
Komunikasi secara terminologis merujuk pada
adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.
Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena
itu merujuk pada pengertian Ruben dan Steward(1998:16) mengenai komunikasi
manusia yaitu:
Human communication is the process through
which individuals –in relationships, group, organizations and societies—respond
to and create messages to adapt to the environment and one another. Bahwa
komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu
hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan
untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.
Untuk memahami pengertian komunikasi
tersebut sehingga dapat dilancarkan secara efektif dalam Effendy(1994:10) bahwa
para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh
Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in
Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk untuk menjelaskan
komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In
Which Channel To Whom With What Effect?
Paradigma Lasswell di atas menunjukkan
bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang
diajukan itu,yaitu:
Komunikator (siapa yang mengatakan?)
Pesan (mengatakan apa?)
Media (melalui saluran/ channel/media apa?)
Komunikan (kepada siapa?)
Efek (dengan dampak/efek apa?).
Jadi berdasarkan paradigma Lasswell
tersebut, secara sederhana proses komunikasi adalah pihak komunikator membentuk
(encode) pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak
penerima yang menimbulkan efek tertentu.
A. PROSES KOMUNIKASI
Berangkat dari paradigma Lasswell, Effendy
(1994:11-19) membedakan proses komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:
1.
Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah
proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam
proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal
(kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara
langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada
komunikan.
Seperti disinggung di muka, komunikasi
berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh
komunikan. Dengan kata lain , komunikasi adalah proses membuat pesan yang
setala bagi komunikator dan komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama-tama
komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan disampaikan kepada
komunikan. Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran dan atau perasaannya
ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan.
Kemudian giliran komunikan untuk menterjemahkan (decode) pesan dari
komunikator. Ini berarti ia menafsirkan lambang yang mengandung pikiran dan
atau perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertian. Yang penting dalam
proses penyandian (coding) adalah komunikator dapat menyandi dan komunikan
dapat menerjemahkan sandi tersebut (terdapat kesamaan makna).
Wilbur Schramm (dalam Effendy, 1994)
menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil (terdapat kesamaan makna) apabila
pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of
reference) , yakni paduan pengalaman dan pengertian (collection of experiences
and meanings) yang diperoleh oleh komunikan. Schramm menambahkan, bahwa bidang
(field of experience) merupakan faktor penting juga dalam komunikasi. Jika
bidang pengalaman komunikator sama dengan bidang pengalaman komunikan,
komunikasi akan berlangsung lancar. Sebaliknya, bila bidang pengalaman komunikan
tidak sama dengan bidang pengalaman komunikator, akan timbul kesukaran untuk
mengerti satu sama lain. Sebagai contoh seperti yang diungkapkan oleh
Sendjaja(1994:33)yakni : Si A seorang mahasiswa ingin berbincang-bincang
mengenai perkembangan valuta asing dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi.
Bagi si A tentunya akan lebih mudah dan lancar apabila pembicaraan mengenai hal
tersebut dilakukan dengan si B yang juga sama-sama mahasiswa. Seandainya si A
tersebut membicarakan hal tersebut dengan si C, sorang pemuda desa tamatan SD
tentunya proses komunikaasi tidak akan berjalan sebagaimana mestinya seperti
yang diharapkan si A. Karena antara si A dan si C terdapat perbedaan yang
menyangkut tingkat pengetahuan, pengalaman, budaya, orientasi dan mungkin juga
kepentingannya.
Contoh tersebut dapat memberikan gambaran
bahwa proses komunikasiakan berjalan baik atau mudah apabila di antara pelaku
(sumber dan penerima) relatif sama. Artinya apabila kita ingin berkomunikasi
dengan baik dengan seseorang, maka kita harsu mengolah dan menyampaikan pesan
dalam bahasa dan cara-cara yang sesuai dengan tingkat pengetahuan, pengalaman,
orientasi dan latar belakang budayanya. Dengan kata lain komunikator perlu
mengenali karakteristik individual, sosial dan budaya dari komunikan.
2.
Proses komunikasi sekunder
Proses komunikasi secara
sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan
dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang
sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media ke
dua dalam menyampaikan komunikasike karena komunikan sebagai sasaran berada di
tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat
kabar, majalah, radio, televisi, film, dsb adalah media kedua yang sering digunakan
dalam komunikasi. Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang
dapat diklasifikasikan sebagai media massa (surat kabar, televisi, radio, dsb.)
dan media nirmassa (telepon, surat, megapon, dsb.).
B. KONSEPTUAL KOMUNIKASI
Deddy Mulyana (2005:61-69) mengkategorikan
definisi-definisi tentang komunikasi dalam tiga konseptual yaitu:
1. Komunikasi sebagai tindakan satu arah.
Suatu pemahaman komunikasi sebagai
penyampaian pesan searah dari seseorang (atau lembaga) kepada seseorang
(sekelompok orang) lainnya, baik secara langsung (tatap muka) ataupun melalui
media, seperti surat (selebaran), surat kabar, majalah, radio, atau televisi.
Pemahaman komunikasi sebagai proses searah sebenarnya kurang sesuai bila
diterapkan pada komunikasi tatapmuka, namun tidak terlalu keliru bila
diterapkan pada komunikasi publik (pidato) yang tidak melibatkan tanya jawab.
Pemahaman komunikasi dalam konsep ini, sebagai definisi berorientasi-sumber.
Definisi seperti ini mengisyaratkan komunikasi semua kegiatan yang secara
sengaja dilakukan seseorang untuk menyampaikan rangsangan untuk membangkitkan
respon orang lain. Dalam konteks ini, komunikasi dianggap suatu tindakan yang
disengaja untuk menyampaikan pesan demi memenuhi kebutuhan komunikator, seperti
menjelaskan sesuatu sesuatu kepada orang lain atau membujuk untuk melakukan
sesuatu.
Beberapa definisi komunikasi dalam
konseptual tindakan satu arah:
a. Everet M. Rogers: komunikasi adalah
proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih,
dengan maksud untuk mengubah tingkah laku.
b. Gerald R. Miller: komunikasi terjadi
ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang
disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima.
c. Carld R. Miller: komunikasi adalah
proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan
(biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunkate).
d. Theodore M. Newcomb: Setiap tindakan
komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi terdiri dari rangsangan
yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima.
Komunikasi sebagai interaksi.
Pandangan ini menyetarakan komunikasi
dengan suatu proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian.
Seseorang menyampaikan pesan, baik verbal atau nonverbal, seorang penerima
bereaksi dengan memberi jawaban verbal atau nonverbal, kemudian orang pertama
bereaksi lagi setelah menerima respon atau umpan balik dari orang kedua, dan
begitu seterusnya.
Contoh definisi komunikasi dalam konsep
ini, Shanon dan Weaver (dalam Wiryanto, 2004), komunikasi adalah bentuk
interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak
sengaja dan tidak terbatas pada bentuk pada bentuk komunikasi verbal, tetapi
juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni , dan teknologi.
Komunikasi sebagai transaksi.
Pandangan ini menyatakan bahwa komunikasi
adalah proses yang dinamis yang secara sinambungan mengubah phak-pihak yang
berkomunikasi. Berdasrkan pandangan ini, maka orang-orang yang berkomunikasi
dianggap sebagai komunikator yang secara aktif mengirimkan dan menafsirkan
pesan. Setiap saat mereka bertukar pesan verbal dan atau pesan nonverbal.
Beberapa definisi yang sesuai dengan konsep
transaksi:
a. Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss:
Komunikasi adalah proses pembentukan makna di antara dua orang atau lebih.
b. Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson:
Komunikasi adalah proses memahami danberbagi makna.
c. William I. Gordon : Komunikasi adalah
suatu transaksi dinamis yang melibatkan gagasan dan perasaan.
d. Donald Byker dan Loren J. Anderson:
Komunikasi adalah berbagi informasi antara dua orang atau lebih.
C. FUNGSI KOMUNIKASI
William I. Gorden (dalam Deddy Mulyana,
2005:5-30) mengkategorikan fungsi komunikasi menjadi empat, yaitu:
1. Sebagai komunikasi sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial
setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep
diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh
kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat
komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan hubungan orang lain.
Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat (keluarga,
kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, desa, ..., negara secara keseluruhan)
untuk mencapai tujuan bersama.
Pembentukan konsep diri. Konsep diri adalah
pandangan kita mengenai diri kita, dan itu hanya bisa kita peroleh lewat
informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Melalui komunikasi dengan
orang lain
kita belajar bukan saja mengenai siapa
kita, namun juga bagaimana kita merasakan siapa kita. Anda mencintai diri anda
bila anda telah dicintai; anda berpikir anda cerdas bila orang-orang sekitar anda
menganggap anda cerdas; anda merasa tampan atau cantik bila orang-orang sekitar
anda juga mengatakan demikian. George Herbert Mead (dalam Jalaluddin Rakhmat,
1994) mengistilahkan significant others (orang lain yang sangat penting) untuk
orang-orang disekitar kita yang mempunyai peranan penting dalam membentuk
konsep diri kita. Ketika kita masih kecil, mereka adalah orang tua kita,
saudara-saudara kita, dan orang yang tinggal satu rumah dengan kita. Richard
Dewey dan W.J. Humber (1966) menamai affective others, untuk orang lain yang
dengan mereka kita mempunyai ikatan emosional. Dari merekalah, secara
perlahan-lahan kita membentuk konsep diri kita. Selain itu, terdapat apa yang
disebut dengan reference group (kelompok rujukan) yaitu kelompok yang secara emosional
mengikat kita, dan berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri kita. Dengan
melihat ini, orang mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan dirinya dengan
ciri-ciri kelompoknya. Kalau anda memilih kelompok rujukan anda Ikatan Dokter
Indonesia, anda menjadikan norma-norma dalam Ikatan ini sebagai ukuran perilaku
anda. Anda juga meras diri sebagai bagian dari kelompok ini, lengkap dengan
sifat-sifat doketer menurut persepsi anda.
Pernyataan eksistensi diri. Orang
berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis. Inilah yang disebut aktualisasi
diri atau lebih tepat lagi pernyataan eksistensi diri. Fungsi komunikasi
sebagai eksistensi diri terlihat jelas misalnya pada penanya dalam sebuah
seminar. Meskipun mereka sudah diperingatkan moderator untuk berbicara singkat
dan langsung ke pokok masalah, penanya atau komentator itu sering berbicara
panjang lebarm mengkuliahi hadirin, dengan argumen-argumen yang terkadang tidak
relevan.
Untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan,
dan memperoleh kebahagiaan. Sejak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk
mempertahankan hidup. Kita perlu dan harus berkomunikasi dengan orang lain,
untuk memenuhi kebutuhan biologis kita seperti makan dan minum, dan memnuhi
kebutuhan psikologis kita seperti sukses dan kebahagiaan. Para psikolog
berpendapat, kebutuhan utama kita sebagai manusia, dan untuk menjadi manusia
yang sehat secara rohaniah, adalah kebutuhan akan hubungan sosial yang ramah,
yang hanya bisa terpenuhi dengan membina hubungan yang baik dengan orang lain.
Abraham Moslow menyebutkan bahwa manusia punya lima kebutuhan dasar: kebutuhan
fisiologis, keamanan, kebutuhan sosial, penghargaan diri, dan aktualisasi diri.
Kebutuhan yang lebih dasar harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebuthan yang
lebih tinggi diupayakan. Kita mungkin sudah mampu kebuthan fisiologis dan
keamanan untuk bertahan hidup. Kini kita ingin memenuhi kebutuhan sosial,
penghargaan diri, dan aktualisasi diri. Kebutuhan ketiga dan keempat khususnya
meliputi keinginan untuk memperoleh rasa lewat rasa memiliki dan dimiliki,
pergaulan, rasa diterima, memberi dan menerima persahabatan. Komunikasi akan
sangat dibutuhkan untuk memperoleh dan memberi informasi yang dibutuhkan, untuk
membujuk atau mempengaruhi orang lain, mempertimbangkan solusi alternatif atas
masalah kemudian mengambil keputusan, dan tujuan-tujuan sosial serta hiburan.
2. Sebagai komunikasi ekspresif
Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan
perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut terutama
dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal. Perasaan sayang, peduli, rindu,
simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan benci dapat disampaikan
lewat kata-kata, namun bisa disampaikan secara lebih ekpresif lewat perilaku
nonverbal. Seorang ibu menunjukkan kasih sayangnya dengan membelai kepala
anaknya. Orang dapat menyalurkan kemarahannya dengan mengumpat, mengepalkan
tangan seraya melototkan matanya, mahasiswa memprotes kebijakan penguasa negara
atau penguasa kampus dengan melakukan demontrasi.
3. Sebagai komunikasi ritual
Suatu komunitas sering melakukan
upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut
para antropolog sebaga rites of passage, mulai dari upacara kelahiran, sunatan,
ulang tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, dan lain-lain. Dalam acara-acara
itu orang mengucapkan kata-kata atau perilaku-perilaku tertentu yang bersifat
simbolik. Ritus-ritus lain seperti berdoa (salat, sembahyang, misa), membaca
kitab suci, naik haji, upacara bendera (termasuk menyanyikan lagu kebangsaan),
upacara wisuda, perayaan lebaran (Idul Fitri) atau Natal, juga adalah
komunikasi ritual. Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual
tersebut menegaskan kembali komitmen mereka kepada tradisi keluarga, suku,
bangsa. Negara, ideologi, atau agama mereka.
4. Sebagai komunikasi instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa
tujuan umum, yaitu: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap,
menggerakkan tindakan, dan juga menghibur.
Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja
kita gunakan untuk menciptakan dan membangun hubungan, namun juga untuk
menghancurkan hubungan tersebut. Studi komunika membuat kita peka terhadap
berbagai strategi yang dapat kita gunakan dalam komunikasi kita untuk bekerja
lebih baik dengan orang lain demi keuntungan bersama. Komunikasi berfungsi
sebagi instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik
tujuan jangka pendek ataupun tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek
misalnya untuk memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang baik, memperoleh simpati,
empati, keuntungan material, ekonomi, dan politik, yang antara lain dapat
diraih dengan pengelolaan kesan (impression management), yakni taktik-taktik
verbal dan nonverbal, seperti berbicara sopan, mengobral janji, mengenakankan
pakaian necis, dan sebagainya yang pada dasarnya untuk menunjukkan kepada orang
lain siapa diri kita seperti yang kita inginkan.
Sementara itu, tujuan jangka panjang dapat
diraih lewat keahlian komunikasi, misalnya keahlian berpidato, berunding,
berbahasa asing ataupun keahlian menulis. Kedua tujuan itu (jangka pendek dan
panjang) tentu saja saling berkaitan dalam arti bahwa pengelolaan kesan itu
secara kumulatif dapat digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang berupa
keberhasilan dalam karier, misalnya untuk memperoleh jabatan, kekuasaan,
penghormatan sosial, dan kekayaan.
Berkenaan dengan fungsi komunikasi ini,
terdapat beberapa pendapat dari para ilmuwan yang bila dicermati saling
melengkapi.[1] Misal pendapat Onong Effendy (1994), ia berpendapat fungsi
komunikasi adalah menyampaikan informasi, mendidik, menghibur, dan
mempengaruhi. Sedangkan Harold D Lasswell (dalam Nurudin, 2004 dan Effendy,
1994:27) memaparkan fungsi komunikasi sebagai berikut:
1. Penjajagan/pengawasan lingkungan
(surveillance of the information) yakni penyingkapan ancaman dan kesempatan
yang mempengaruhi nilai masyarakat.
2. Menghubungkan bagian-bagian yang
terpisahkan dari masyarakat untuk menanggapi lingkungannya .
3. Menurunkan warisan sosial dari generasi
ke generasi berikutnya.
D. RAGAM TINGKATAN KOMUNIKASI ATAU
KONTEKS-KONTEKS KOMUNIKASI
Secara umum ragam tingkatan komunikasi
adalah sebagai berikut:
Komunikasi intrapribadi (intrapersonal
communication) yaitu komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang yang berupa
proses pengolahan informasi melalui panca indera dan sistem syaraf manusia.
Komunikasi antarpribadi (interpersonal
communication) yaitu kegiatan komunikasi yang dilakukan seseorang dengan orang
lain dengan corak komunikasinya lebih bersifat pribadi dan sampai pada tataran
prediksi hasil komunikasinya pada tingkatan psikologis yang memandang pribadi
sebagai unik. Dalam komunikasi ini jumlah perilaku yang terlibat pada dasarnya
bisa lebih dari dua orang selama pesan atau informasi yang disampaikan bersifat
pribadi.
Komunikasi kelompok (group communication)
yaitu komunikasi yang berlangsung di antara anggota suatu kelompok. Menurut
Michael Burgoon dan Michael Ruffner dalam Sendjaja,(1994) memberi batasan
komunikasi kelompok sebagai interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu
guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti berbagi informasi,
pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat
menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat.
Komunikasi organisasi (organization
communication) yaitu pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di
dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto,
2005:52).
Komunikasi massa (mass communication).
Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai suatu jenis komunikasi yang ditujukan
kepada sejumlah audien yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media massa
cetak atau elektrolik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak
dan sesaat. Kemudian Mulyana (2005:74) juga menambahkan konteks komunikasi
publik. Pengertian komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang pembicara
dengan sejumlah besar orang (khalayak). Yang tidak bisa dikenali satu persatu.
Komunikasi demikian sering juga disebut pidato, ceramah atau kuliah (umum).
Beberapa pakar komunikasi menggunakan istilah komunikasi kelompok besar (large
group communication) untuk komunikasi ini.
E. KEGUNAAN BELAJAR ILMU KOMUNIKASI
Mengapa kita mempelajari ilmu komunikasi
?Ruben&Steward, (2005:1-8) menyatakan bahwa
Komunikasi adalah fundamental dalam
kehidupan kita.
Dalam kehidupan kita sehari-hari komunikasi
memegang peranan yang sangat penting. Kita tidak bisa tidak berkomunikasi.tidak
ada aktifitas yang dilakukan tanpa komunikasi, dikarenakan kita dapat membuat
beberapa perbedaan yang esensial manakala kita berkomunikasi dengan orang
lain.Demikian pula sebaliknya, orang lain akan berkomunikasi dengan kita ,baik
dalam jangka pendek ataupun jangka panjang. Cara kita berhubungan satu dengan
lainnya, bagimana suatu hubungan kita bentuk, bagaimana cara kita memberikan kontribusi
sebagai anggota keluarga, kelompok, komunitas, organisasi dan masyarakat secara
luas membutuhkan suatu komunikasi.Sehingga menjadikan komunikasi tersebut
menjadi hal yang sangat fundamental dalam kehidupan kita.
Komunikasi adalah merupakan suatu aktifitas
komplek.
Komunikasi adalah suatu aktifitas yang
komplek dan menantang. Dalam hal ini ternyata aktifitas komunikasi bukanlah
suatu aktifitas yang mudah. Untuk mencapai kompetensi komunikasi memerlukan
understanding dan suatu ketrampilan sehingga komunikasi yang kita lakukan
menjadi efektif. Ellen langer dalam Ruben&Stewat( 2005:3) menyebut konsep
mindfulness akan terjadi ketika kita memberikan perhatian pada situasi dan
konteks, kita terbuka dengan informasi baru dan kita menyadari bahwa ada banyak
perspektif tidak hanya satu persepektif di kehidupan manusia.
Komunikasi adalah vital untuk suatu
kedudukan/posisi yang efektif.
Karir dalam bisnis, pemerintah, atau
pendidikan memerlukan kemampuan dalam memahami situasi komunikasi,
mengembangkan strategi komunikasi efektif, memerlukan kerjasama antara satu
dengan yang lain, dan dapat menerima atas kehadiran ide-ide yang efektif
melalui saluran saluran komunikasi. Untuk mencapai kesuksesan dari suatu
kedudukan/ posisi tertentu dalam mencapai kompetensi komunikasi antara lain
melalui kemampuan secara personal dan sikap, kemampuan interpersonal, kemampuan
dalam melakukan komunikasi oral dan tulisan dan lain sebagainya.
Suatu pendidikan yang tinggi tidak menjamin
kompetensi komunikasi yang baik.
Kadang-kadang kita menganggap bahwa
komunikasi itu hanyalah suatu yang bersifat common sense dan setiap orang pasti
mengetahui bagaimana berkomunikasi. Padahal sesungguhnya banyak yang tidak
memilki ketrampilan berkomunikasi yang baik karena ternyata banyak pesan-pesan
dalam komunikasi manusia itu yang disampaikan tidak hanya dalam bentuk verbal
tetapi juga nonverbal, ada ketrampilan komunikasi dalam bentuk tulisan dan
oral, ada ketrampilan berkomunikasi secara interpersonal, ataupun secara
kelompok sehingga kita dapat berkolaborasi sebagai anggota dengan baik, dan
lain-lain. Kadang-kadang kita juga mengalami kegagalan dalam berkomunikasi.
Banyak yang berpendidikan tinggi tetapi tidak memilki ketrampilan berkomunikasi
secara baik dan memadai sehingga mengakibatkan kegagalan dalam berinteraksi
dengan manusia lainnya. Sehingga komunikasi itu perlu kita pelajari.
Komunikasi adalah populer.
Komunikasi adalah suatu bidang yang
dikatakan sebagai popular. Banyak bidang-bidang komunikasi modern sekarang ini
yang memfokuskan pada studi tentang pesan, ada juga tentang hubungan antara
komunikasi dengan bidang profesiponal lainnya termasuk hukum, bisnis,
informasi, pendidikan, ilmu computer, dan lain-lain. Sehingga sekarang ini
komunikasi sebagai ilmu social/perileku dan suatu seni yang diaplikasikan.
Disiplin ini bersifat multidisiplin, yang berkaitan dengan ilmu-ilmu lain
seperti psikologi, sosiologi, antroplogi, politik, dan lain sebagainya
SUMBER:
Effendy, Onong Uchjana, Komunikasi Teori
dan Praktek, Bandung: Remaja Pengantar Ilmu Komunikasi,
Jakarta:Grasindo.Rosdakarya
Cangara, Hafidz,2005, Pengantar Ilmu
Komunikasi, Jakarta:PT RajaGrafindo Persada
Littlejohn, Stephen W. 2001. Theories of
Human Communication. USA: Wadsworth Publishing.
Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu
Pengantar. Bandung: Rosda.
Ruben, Brent D,Stewart, Lea P, 2005,
Communication and Human Behaviour,USA:Alyn and Bacon
Sendjaja,Sasa Djuarsa,1994,Pengantar
Komunikasi,Jakarta:Universitas Terbuka.
Wiryanto, 2005,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar