Jangan dikira PR =
Humas !
Latar
Belakang
Berbicara latar belakang nampaknya tidak bisa jika
kita tidak menengok sejenak sejarah yang tersurat ataupun tersirat akan problematika
Public Relation (PR) yang enggan menanggalkan pertanyaan dalam ingatan.
PR kini menjadi bagian dari ilmu komunikasi yang harus diakui mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang cepat selama seratus tahun terakhir.
Dalam usia yangn relatif ‘muda’ PR mempunyai banyak perspektif dan pengertian,
entah definisi, langkah konkret kerja yang dilakukan hingga paham tiap orang
mengenai PR.
Seperti yang di publikasikan oleh International Public Relation Asosiation
(IPRA) hingga 1960 sekitar 2000 pengertian definisi apa itu PR tercatat. Angka
yang luar biasa untuk sebuah definisi.
Dampaknya setiap orang, mahasiswa, negara maupun budaya mengartikan PR dari
sudut pandang yang berbeda. Bahkan terkadang pandangan tersebut mengaburkan
esensi PR yang sebenarnya.
Di Indonesia misalnya, masih gagap mengartikan apakah PR itu sama dengan Humas
ataukah tidak. PR seringkali diartikan ‘modal tampang’ saja, juga masih banyak
pengertian lain yang juga salah kaprah mengartikan PR, sudah kuatkah akar PR di
Organisasi dan apa Urgensinya? Simak bahasan di BAB berikut.
Definisi
dan Konsep PR
Mempelajari disiplin Ilmu baru seperti Public
Relation, yang selanjutnya disebut PR, bukan hal yang mudah. Masih banyak
konsep-konsep dan paradigma yang berbeda tentang disiplin ilmu yang terkonsentrasi
pada fungsi manajemen ini.
Seringkali, PR diartikan sama dengan Marketing dan seringkali pula PR diartikan
sama dengan Humas, hubungan Masyarakat, yang akan dibahas dalam Bab
selanjutnya.
Sebenarnya PR itu apa? Dan PR itu mempunyai konsep seperti apa? Pertanyaan itu
bahkan seringkali muncul dikepala kita mahasiswa Ilmu Komunikasi yang mengambil
konsentrasi profesi Public Relation. Klasik.
Dalam praktiknya dilapangan PR bisa disimpulkan memiliki empat konsep dasar;
1. Konsep kebikjaksanaan Sosial, penerapan falsafah sosial. Sehingga fungsi
kerja PR itu pasti akan bersinggungan secara langsung dengan masyarakat sosial.
2. Secara Fungsional PR di lekatkan pada fungsi Manajemen, jadi bagaimana pola
komunikasi internal dan eksternal perusahaan itu bisa di mannage dengan baik
bukan pada fungsi pemasarannya.
3. Konsep ekologi/lingkungan, dalam konsep ini seorang PR ditekankan pada
konsep relasinya, jadi bagaimana seorang PR mampu mengkomunikasikan Perusahaan
dengan lingkungan mikro maupun makro perusahaan.
4. Konsep Operasional/ Konsep Integrasi, Nah disini PR dituntut mampu
mengintegrasikan bermacam strategi perusahaan agar bisa maksimal dan tidak
mengeluarkan biaya lebih banyak, misalnya Iklan diintegrasikan dengan
pencitraan atau pengenalan perusahaan.
5. Konsep sistem komunikasi, teori, teknik komunikasi, dan pola pikir. Bukan
hal yang luar biasa bukan jika PR dituntut mampu berkomunikasi dengan baik
entah media, perusahaan, dan masyarakat.
Seorang Ahli PR, Roberto Simoes, memetakan Lima cabang cara berpikir seorang
Public Relation :
a. PR merupakan suatu proses/integrasi
b. PR merupakan fungsi manajemen
c. PR merupakan suatu kegiatan, kreativitas;
d. PR merupakan suatu Profesi;
e. PR merupakan suatu tugas dalam multidisiplin ilmu.
Dari konsep mari kita beralih pada definisi Public Relation, ada banyak
definisi tentang PR. Berikut beberapa ahli yang mengartikan apa itu PR.
1. PR menurut Institute of Public Relation, United Kingdom, PR merupakan upaya
yang disengaja, direncanakanm dan dilakukan terus-menerus untuk membangun dan
menjaga adanya saling pengertian antar organisasi dengan publiknya.
2. PR menurut Roberto Simoes (1984), PR adalah fungsi manajemen, PR menumbuhkan
dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga atau organisasi dengan
publiknya, baik internal maupun eksternal. Hal ini merupakan unsur yang sangat
penting dalam manajemen dalam pencapaian tujuan organisasinya.
Masih banyak lagi definisi terkait Public Relation yang dikembangkan oleh para
ahli PR. Hingga tahun 1960 sudah 2000 definisi tentang PR yang tercatat, hingga
pada bulan Mei 1960 International Public Relation Association (IPRA) di Den
Haag Belanda mengeluarkan definisi resmi tentang Public relation.
“Public Relation is a distinctive management function which helps establish and
maintain mutual lines of communication, understanding, acceptance, and
cooperations between an organitations its publics;involves the management of
problems or issues; helps management to keep informed or and rensponsive to
public opinion; defines and emphasises the responsibility of management to
serve the public interest; helps management keep abrease of effectively utilise
change, serving as an early warning system to help anticipate trends, and uses
research and sound an ethical communication techniques as its principle tools,”
(Rumanti:2008:12)
Public Relation merupakan fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan
dan pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya melalui
komunikasi, pengertian, penerimaan, dan kerja sama, melibatkan manajemen dalam
permasalahan dan persoalan; membantu manajemen memberikan penerangan dan
tanggapan dalam hubungan dengan opini publik; menetapkan dan menekankan
tanggung jawab manajemn dalam permasalahan dan persoalan ; membantu manajemen
memberikan penerangan atau tanggapan dalam hubungan dengan opini publik;
menetapkan dan menekankan tanggung jawab manajemn untuk melayani kepentingan
umum; menopang manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara
efektif, bertindak sebagai sistem peringatan yang dini dalam membantu
mendahului kecenderungan; dan menggunakan penelitian serta teknik komunikasi
yang sehat dan etis sebagai sarana komunikasi utama.
Humas
= PR ? Salah !
Di Indonesia, sekrang ini sudah seringkali istilah PR
digunakan dalam perusahaan menggantikan istilah Humas yang biasa dikenal oleh
masyarakat Kita seringkali mengartikan keduanya sama, padahal jelas berbeda
Masyarakat tanpa ada niatan untuk
membentuk opini publik ataupun melakukan komunikasi dua ara dengan meminta feed
back dari khalayak.àHumas ataupun sering di sebut sebagai Hubungan
Masyarakat, menjalankan fungsi dan wewenang yang berbeda dengan PR, Humas hanya
seorang person dalam perusahaan yang menyalurkan informasi searah. Perusahaan
Humas juga belum tentu melaksanakan konsep Ivy Ledbetter Lee sebagai founding
father PR dalam tugasnya, misal konsep Lee terkait kedudukan PR yang sejajar
dengan level Top Management, humas dalam hal ini tidak mungkin berada dan
sangat jarang ditemui dalam posisi tersebut.
Kemudian, konsep kedua dari Lee adalah PR diberi kebebasan untuk berprakarsa
dalam memberikan informasi secara terbuka pada masyarakat, Humas disinipun
belum tentu belum tentu mempunyai kebebasan dalam memberikan informasi yang
diberikan, jadi jika PR mempunyai wewenang untuk mengelola informasi dan
menggagasnya secara langsung, Humas tinggal melakukan hal teknis saja.
Sejalan
Tapi Tak Sama
Ungkapan itu kiranya tepat untuk menggambarkan kondisi Humas dan PR sekarang,
satu namun dua, sejalan namun tidak sama. Maksudnya, PR dan Humas memiliki
sebuah wadah bernama komunikasi, segala jenis kegiatan yang dilakukannyapun
terkait dengan komunikasi hanya saja PR dan humas mempunyai rule dan alur
penyampaian pesan yang berbeda.
PR, lebih mempunyai makna secara harfiah yang jauh lebih luas dibandingkan
Humas, Public Relations kata s yang berada dibelakang PR itu diartikan sebagai
sebuah bentuk jamak, jadi saya menyimpulkan jika kita berbicara sekup ataupun
ranah Humas dan PR maka, saya berfikiran Humas itu berada pada lingkaran besar
PR, Humas merupakan salah satu bagian saja dari keseluruhan kerja PR, karena
hanya satu bagian dari PR saja itu Humas tidak bisa disebut PR
Kemudian dilihat dari aspek fungsi PR, ini akan terlihat berbeda pula, PR
melaksanakan fungsi ditataran manajemen sedangkan Humas ditataran teknis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar