Senin, 03 September 2012

Jangan dikira PR = Humas !


Jangan dikira PR = Humas !
Latar Belakang
Berbicara latar belakang nampaknya tidak bisa jika kita tidak menengok sejenak sejarah yang tersurat ataupun tersirat akan problematika Public Relation (PR) yang enggan menanggalkan pertanyaan dalam ingatan.
PR kini menjadi bagian dari ilmu komunikasi yang harus diakui mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cepat selama seratus tahun terakhir.
Dalam usia yangn relatif ‘muda’ PR mempunyai banyak perspektif dan pengertian, entah definisi, langkah konkret kerja yang dilakukan hingga paham tiap orang mengenai PR.
Seperti yang di publikasikan oleh International Public Relation Asosiation (IPRA) hingga 1960 sekitar 2000 pengertian definisi apa itu PR tercatat. Angka yang luar biasa untuk sebuah definisi.
Dampaknya setiap orang, mahasiswa, negara maupun budaya mengartikan PR dari sudut pandang yang berbeda. Bahkan terkadang pandangan tersebut mengaburkan esensi PR yang sebenarnya.
Di Indonesia misalnya, masih gagap mengartikan apakah PR itu sama dengan Humas ataukah tidak. PR seringkali diartikan ‘modal tampang’ saja, juga masih banyak pengertian lain yang juga salah kaprah mengartikan PR, sudah kuatkah akar PR di Organisasi dan apa Urgensinya? Simak bahasan di BAB berikut.

Definisi dan Konsep PR
Mempelajari disiplin Ilmu baru seperti Public Relation, yang selanjutnya disebut PR, bukan hal yang mudah. Masih banyak konsep-konsep dan paradigma yang berbeda tentang disiplin ilmu yang terkonsentrasi pada fungsi manajemen ini.
Seringkali, PR diartikan sama dengan Marketing dan seringkali pula PR diartikan sama dengan Humas, hubungan Masyarakat, yang akan dibahas dalam Bab selanjutnya.
Sebenarnya PR itu apa? Dan PR itu mempunyai konsep seperti apa? Pertanyaan itu bahkan seringkali muncul dikepala kita mahasiswa Ilmu Komunikasi yang mengambil konsentrasi profesi Public Relation. Klasik.

Dalam praktiknya dilapangan PR bisa disimpulkan memiliki empat konsep dasar;
1. Konsep kebikjaksanaan Sosial, penerapan falsafah sosial. Sehingga fungsi kerja PR itu pasti akan bersinggungan secara langsung dengan masyarakat sosial.
2. Secara Fungsional PR di lekatkan pada fungsi Manajemen, jadi bagaimana pola komunikasi internal dan eksternal perusahaan itu bisa di mannage dengan baik bukan pada fungsi pemasarannya.
3. Konsep ekologi/lingkungan, dalam konsep ini seorang PR ditekankan pada konsep relasinya, jadi bagaimana seorang PR mampu mengkomunikasikan Perusahaan dengan lingkungan mikro maupun makro perusahaan.
4. Konsep Operasional/ Konsep Integrasi, Nah disini PR dituntut mampu mengintegrasikan bermacam strategi perusahaan agar bisa maksimal dan tidak mengeluarkan biaya lebih banyak, misalnya Iklan diintegrasikan dengan pencitraan atau pengenalan perusahaan.
5. Konsep sistem komunikasi, teori, teknik komunikasi, dan pola pikir. Bukan hal yang luar biasa bukan jika PR dituntut mampu berkomunikasi dengan baik entah media, perusahaan, dan masyarakat.
Seorang Ahli PR, Roberto Simoes, memetakan Lima cabang cara berpikir seorang Public Relation :
a. PR merupakan suatu proses/integrasi
b. PR merupakan fungsi manajemen
c. PR merupakan suatu kegiatan, kreativitas;
d. PR merupakan suatu Profesi;
e. PR merupakan suatu tugas dalam multidisiplin ilmu.

Dari konsep mari kita beralih pada definisi Public Relation, ada banyak definisi tentang PR. Berikut beberapa ahli yang mengartikan apa itu PR.

1. PR menurut Institute of Public Relation, United Kingdom, PR merupakan upaya yang disengaja, direncanakanm dan dilakukan terus-menerus untuk membangun dan menjaga adanya saling pengertian antar organisasi dengan publiknya.
2. PR menurut Roberto Simoes (1984), PR adalah fungsi manajemen, PR menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga atau organisasi dengan publiknya, baik internal maupun eksternal. Hal ini merupakan unsur yang sangat penting dalam manajemen dalam pencapaian tujuan organisasinya.

Masih banyak lagi definisi terkait Public Relation yang dikembangkan oleh para ahli PR. Hingga tahun 1960 sudah 2000 definisi tentang PR yang tercatat, hingga pada bulan Mei 1960 International Public Relation Association (IPRA) di Den Haag Belanda mengeluarkan definisi resmi tentang Public relation.
“Public Relation is a distinctive management function which helps establish and maintain mutual lines of communication, understanding, acceptance, and cooperations between an organitations its publics;involves the management of problems or issues; helps management to keep informed or and rensponsive to public opinion; defines and emphasises the responsibility of management to serve the public interest; helps management keep abrease of effectively utilise change, serving as an early warning system to help anticipate trends, and uses research and sound an ethical communication techniques as its principle tools,” (Rumanti:2008:12)

Public Relation merupakan fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya melalui komunikasi, pengertian, penerimaan, dan kerja sama, melibatkan manajemen dalam permasalahan dan persoalan; membantu manajemen memberikan penerangan dan tanggapan dalam hubungan dengan opini publik; menetapkan dan menekankan tanggung jawab manajemn dalam permasalahan dan persoalan ; membantu manajemen memberikan penerangan atau tanggapan dalam hubungan dengan opini publik; menetapkan dan menekankan tanggung jawab manajemn untuk melayani kepentingan umum; menopang manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan yang dini dalam membantu mendahului kecenderungan; dan menggunakan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana komunikasi utama.

Humas = PR ? Salah !
Di Indonesia, sekrang ini sudah seringkali istilah PR digunakan dalam perusahaan menggantikan istilah Humas yang biasa dikenal oleh masyarakat Kita seringkali mengartikan keduanya sama, padahal jelas berbeda
 Masyarakat tanpa ada niatan untuk membentuk opini publik ataupun melakukan komunikasi dua ara dengan meminta feed back dari khalayak.àHumas ataupun sering di sebut sebagai Hubungan Masyarakat, menjalankan fungsi dan wewenang yang berbeda dengan PR, Humas hanya seorang person dalam perusahaan yang menyalurkan informasi searah. Perusahaan 
Humas juga belum tentu melaksanakan konsep Ivy Ledbetter Lee sebagai founding father PR dalam tugasnya, misal konsep Lee terkait kedudukan PR yang sejajar dengan level Top Management, humas dalam hal ini tidak mungkin berada dan sangat jarang ditemui dalam posisi tersebut.
Kemudian, konsep kedua dari Lee adalah PR diberi kebebasan untuk berprakarsa dalam memberikan informasi secara terbuka pada masyarakat, Humas disinipun belum tentu belum tentu mempunyai kebebasan dalam memberikan informasi yang diberikan, jadi jika PR mempunyai wewenang untuk mengelola informasi dan menggagasnya secara langsung, Humas tinggal melakukan hal teknis saja.

Sejalan Tapi Tak Sama
Ungkapan itu kiranya tepat untuk menggambarkan kondisi Humas dan PR sekarang, satu namun dua, sejalan namun tidak sama. Maksudnya, PR dan Humas memiliki sebuah wadah bernama komunikasi, segala jenis kegiatan yang dilakukannyapun terkait dengan komunikasi hanya saja PR dan humas mempunyai rule dan alur penyampaian pesan yang berbeda.
PR, lebih mempunyai makna secara harfiah yang jauh lebih luas dibandingkan Humas, Public Relations kata s yang berada dibelakang PR itu diartikan sebagai sebuah bentuk jamak, jadi saya menyimpulkan jika kita berbicara sekup ataupun ranah Humas dan PR maka, saya berfikiran Humas itu berada pada lingkaran besar PR, Humas merupakan salah satu bagian saja dari keseluruhan kerja PR, karena hanya satu bagian dari PR saja itu Humas tidak bisa disebut PR
Kemudian dilihat dari aspek fungsi PR, ini akan terlihat berbeda pula, PR melaksanakan fungsi ditataran manajemen sedangkan Humas ditataran teknis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar