Tokoh
humas adalah lvy leadbetter lee diangap sebagai the father of public relations
yang telah memikirkan dan memperaktekan
PR secara konsepsional.lvy di angap sebagai bapak pablik relations/humas karena
dia berhasil mengembangkan PR yang oleh para cendekiawan kem udian di jadikan
landasan untuk di mekarkan dan di jadikan objek study ilmiah.
Pada
waktu itu lee seorang wartawan surat kabar.Timbulnya pemogokan para pekerja
yang mengancam kelumpuhan industeri batubara,menyebabkan munculnya gagasan pada
benak lee untuk menegahinya dengan bagi keuntungan kedua belah pihak yaini para
industeriawan dan para pekerja.
Lee
mengajukan gagasan kepada pimpinan industeri batubara dengan persyaratan
sebagai berikut :
Ø Ia
di berikedudukan dalam manajemen puncak
Ø Ia
di beri wewenang penuh untuk menyebarkan semua informasi faktual yang patut di
ketahui rakyat.
Persyaratan
yang dianjuak oleh lee itu cenderung
revolusioner karna orng bergerak dalam bidang komunikasi informasi ketika itu
tidak berada pada struktur pimpinan puncak.begitupun menyebarkan fakta kepada
publik diangap sebagai suati yang tak lazim.melihat kondisi pemogokan buruh
batu bara yang cuku solitd,terorganisir,dan mengancam kehidupan perusahaaan
bila di biarkan berlarut-larut, maka tawaran Ivy lee tersebut di terima oleh
pengambil keputusan perusahaan tersebut.
Pemikiran
Lee dalam melakukan pekerjaan sebagai seorang PR di namakan declarations of
principle (deklarasi asas-asas) yang pada hakikatnya keberadaan publik tidak
bisa dianggap enteng oleh manajemen industeri dan di anggap tidak bisa apa-apa
oleh pres.dalam deklarasi prinsip dasar,Ivy Lee menyiarkan kepada presbahwa di
kantornya tidakl ada fakta yang ditutup atau rahasia, segalanya bersifat
terbuka.
Tindakan lee pada waktu itu membuat
para wartawan menyiarkan beritanya dengan saksama,objektif,dan
komferesif.leenmantan repoter/wartawan memahami benar seluk beluk dunia pres
yang membutuhkan kecepatan,keterbukaan,akurasi informasi dari sumber berita.
Keberhasilan lee sebagai PR,kemudian
mendapat tawaran dari the pensyvania raildrod compeny untuk mengatasi sehubung
degan terjadinya musibah kecelakaan pada
jaringan utama pada perusahaan kereta api tersebut.kondisi waktu itu jika
perusahaan mengalami musibah dalam bentuk kecelakan atau dalam bentuk
lainnya,selalu menutup-nutupi fakta tersebut kepada publik sehiunga masyarakat
sulit mengetahu dengan jelas,akurat,dan lengkapfakta tentang musibah tersebut.
Lee mengajuka permintaan kepada
pimpinan perusahaan kereta api untuk mengubah tata c ara pengungkapan fakta
yang sebenarnya layak di ketahui pulik sehinga tidak menjadi
rumor/isu/desas-desus yang bisa menurunkan citra perusahaan di mata
publiknya.permintaan itu sempat mengagetkan pihak dereksi perusahaan tetapi
berkat negosiasi yang baik dari Lee sebagai PR perofesional dan piawai ,
akhirnya permintaan yang waktu itu tidak lazim dikabulkan pimpinan perusahaan.
Penanganan krisis manajemen dalam
bentuk kecelakaan kereta api oleh Ivy lee,telah memberikan kepuasan kedua belah
piha.peristiwa itu menjadi berita yang menyenagkan perusaan yang tidak pernah
dialami sebelumnya.Begitupun wartawan puas dengan dapat mengali informasi
dengan akurat dan legkap,serta wartawan di beri fasilitas yang di perlukan
dalam memburuh berita.keberhasilan itu membuat lee diaakui sebagai” Bapak
hubungan masyarakat/public relations”
Banyak pakar humas yang
mempublikasikan karya tulis baik yang seangkatan dengan Lee maupun setelah itu
atu sebagai generasi penerusnya. Di antara mereka itu adalah Paull Garet, T,J.
Ross, Erik Jhoonston, Artur W. Page, Carl Byoir dan lain-lain.semua yang mereka
umumnya tentang pegembangan konsepsi Lee yang di sesuaikan dengan kondisi
masyarakat, termasuk kemajuan di bidang teknologi komunikasi memberi berbagai
aktivitas dalam bidang PR.
PR adalah pada hakekatnya adalah
kegiatan komunikasi, kendati agak lain dengan kegiatan komunikasi lainnya,
karena ciri komunikasi yang hakiki dariu komunikasi PR adalah two way
comunications (komunikasi dua arah/timbal balik). Arus komunikasi timbal balik ini
yang harus di lakukan dalam kegiatan PR, sehinga terciptanya upan balik yang
merupakan prinsip pokok dalam PR.
Pakar
lain menyebutkan bahwa PR adalah “two simple word”yang merupakan bidang ilmu
dan kegiatan peraktis yang sedang dan akan terus berkembang.Denny griswold
mengungkapkan batasan PR yaitu fungsi manajemen yang mengepaluasi
publik,memperkenalkan bebagai kebijakan dan perosedur dari suatu individu atau
organisasi berdasarkan kepentingan public,dan membuat rencana,dan melaksanakan
suatu perogram kerja dalam upaya memperoleh pengertian dan pengakuan public.
Btasan
dari Griswold menyebutkan bahwa PR adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi
publik, memperkenalkan berbagai kebijakan dan prosedur dari setiap individu
atau organisasi berdasrkan kepentungan publik, dan membuat rencana, dan
melaksanakan suatu perogram kerja dalm memperoleh pengertian dan pengakuan
publik.
Publik
relations merupakan fugsi manajemen yang membantu menciptakan dan saling
memelihara alur komunikasi,pengertian,dukungan,serta kerjasama dalam suatu
organisasi/perusahaan dengan publiknya dan ikut terlibat dalam menangani
masalah-masalah atau isu-isu manajemen.PR membantu manajemen dalam menyampaikan
informasi dan tangap terhadap opini publikPR secara efektip membantu manajemen
memantau berbagai perubahan.
International
public relatiuons asosiations(IPRA)mendefinisikan PR adalah fungsi manajemen
dari ciri yang terencana dan berkelanjutan melalui organisasi dan lembaga
swasta atau publik untuk memperoleh pengertian,simpati dan dukungan dari mereka
yang terkait atu mungkin ada hubunngannya dengan penelitian opini public di
antara mereka.
Dari
berbagai batasan PR di atas dapat di tarik konsep bahwa untulk memahami dan
mengevaluasi berbagai opini publik atau isu publik yang berkembang terhadap
suatu organisasi/perusahaan.dalam kegiatanya PR memberi masukan dan nasehat
terhadap berbagai kebijakan manajemen yang berhubungan dengan opini atau isu
publik yang tengah berkembang. Dalam pelaksanaannya PR mengunakan komunikasi
untuk memberi tahu,pengaruh,dan mengubah pengetahuaan,sikap dan perilaku publik
sasarannya.
Melvin
sharpe mengajukan 5 prinsip harmonis dalam hubungan janga panjang antar
perusaan dengan publiknya:
Ø Komunikasi
yang jujur untuk memperoleh kredibilitas
Ø Keterbukaan
dan konsistensi terhadap tindakan dan kepercayaan
Ø Tindakan
yang jujur untuk mendapatkan hubungan timbal balik
Ø Komunikasi
dua arah dilakukan secara kontiyu untuk mencegah alienasi(pengucilan)dan
membangun hubungan.
Ø Evaluasi
penelitian dan lingkungan untuk menentukan tindakan dan penyesuaian yang di
perlukan bagi hubungan sosial yang harmonis.
Menurut
Renal Kasali, dalam bukunya Manajemen Publik Relations, mengataka
prinsip-prinsip yang di ajukan oleh Prof. Melvin Sharpe merupakan
prinsip-prinsip hubungan manusia moderen yang semakin hari semakin menuntut
adnya kerja sama, keterbukaan dan kejujuran,. Perinsip ini berkembang dengan
sehubungan prubahan nilai-nilai perusahaan di tengah -tengah masyarakat dan
peerubahan drastis dari teknologi mewarnai seluruh kehidupan manusia.
Konsep
lainnya adalah PR sebagai interpreter manajemen yaitu PR harus mampu
menerjemahkan filsafah,kebijakan,perogram dan peraktek manajemen kepada
publiknya baik internal maupun external.untuk mengerjakan tugas ini secara
tepat harus di tingkatkan perhatian,dukunmgan,dan tindakan dari target
publik.untuk melakukannya PR harus mengetahu apa yang di pikirkan manajemen.
PR
sebagai interpreter public, dalam hal ini bertujuan untuk menemukan apa yang
benar-benar publik pikirkan tentang organisasi/prusahaan agar manajemen dengan
segerah dapat mengetahuinya atau PR bekerja guna mengantisipasi secara benar
perasaan publiknya.
B.PEROSES KERJA
HUMAS
berbentuk lingkaran. Artinya empat langkah tersebut akan
berkesinambungan tanpa henti dan saling kait. Dalam setiap tugasnya, ada
empat langkah yang sebaiknya dilakukan oleh setiap praktisi Hubungan
Masyarakat (Humas), yaitu:
a) fact finding,
b) planning and programming,
c)
communication,
d) evaluasion.
Langkah pertama sangat penting artinya bagi suksesnya
program humas. Fact finding adalah pencarian fakta, data atau informasi yang
mendukung program humas. Pada tahap ini, seorang praktisi dapat menganalisis
data dan informasi yang sudah tersedia baik di buku, jurnal, majalah atau
sumber-sumber data dan informasi lainnya. Istilah kerennya adalah desk
research. Pada tahap ini, seorang praktisi menganalisis data dan informasi yang
tersedia. Berdasarkan informasi dan data yang tersedia
kemudian dapat diperoleh interpretasi-interpretasi. Interpretasi ini amat
berguna bagi seorang praktisi untuk memutuskan atau menentukan langkah-langkah
apa yang harus dilakukan untuk memecahkan suatu permasalahan.
Metode analisis
yang digunakan pada tingkat desk research biasanya adalah analisis isi. Agar
desk research dapat menghasilkan informasi yang akurat, maka pusat data yang
baik akan sangat diperlukan. Database yang akurat, tepat, teliti dan lengkap
amat penting untuk menghasilkan interpretasi yang akurat. Hasilnya, tentu saja
diperoleh pemecahan masalah yang jitu pula. Banyak institusi baik negeri maupun
swasta yang belum mempunyai database yang baik. Akibatnya, perencanaan yang
disusun kurang akurat dan kurang mampu mendorong kemajuan institusi.
Seringkali, desk research saja tidak cukup dikarenakan
data dan informasi yang diperlukan tidak tersedia. Atau, dapat pula data dan
informasi sudah tersedia, tetapi ada beberapa informasi yang perlu analisis
yang lebih mendalam. Dalam hal ini, pencarian fakta dapat dilakukan dengan
survei, observasi, pengamatan, penelitian atau bentuk-bentuk lainnya.
Jadi, pencarian
fakta amat penting artinya bagi keberhasilan program, kegiatan atau
proyek pada suatu lembaga Humas. Sayangnya, banyak institusi Humas atau
institusi lain di Indonesia yang kurang memeperhatikan tahap ini. Alasannya
klasik, yaitu membutuhkan dana tinggi. Lebih baik dana tersebut digunakan saja
untuk suatu kegiatan atau proyek tertentu. Jelas hasilnya. Sekilas pendapat ini
benar, tetapi jika dikaji lebih jauh ternyata kurang tepat. Sebab, kegiatan
yang dilakukan tanpa dasar yang jelas sering kali mengalami kegagalan.
Tujuan akhir
kegiatan tersebut tidak dicapai. Salah satu sebabnya adalah dikarenakan
kegiatan tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan khalayah sasaran. Jika program,
kegiatan atau proyek tersebut didahului dengan pencarian fakta yang benar, maka
akan diperoleh data, fakta atau informasi yang akurat tentang kebutuhan
khalayak sasaran. Berdasarkan kebutuhan itulah maka disusunlah proyek atau
kegiatan. Hasilnya hampir dipastikan bahwa tujuan akhir proyek tersebut akan
dicapai. Lebih efisien bukan?
Ada beberapa cara untuk mengevaluasi apa yang
telah terjadi di masa yang lampau dan berdasarkan analisis tersebut kemudian
disusun menjadi rencana atau program. Salah satu diantaranya adalah analisis
SWOT (strength, weakness, opportunity, threat, atau kekuatan, kelemahan,
peluang, tantangan). Analisis SWOT ini amat berguna dalam menentukan strategi
pemecahan masalah. Pada tahap ini akan dihasilkan program-program yang sifatnya
masih umum dan belum dapat dilaksanakan. Untuk menghasilkan kegiatan yang
spesifik – yang dapat dilakukan secara langsung – tahap berikutnya adalah
menganalisis akar masalah. Nah, akar-akar masalah yang ditemukan ini kemudian
dicarikan alternatif pemecahan masalah. Satu akar masalah mungkin mempunyai
beberapa alternatif pemecahan, atau sebaliknya beberapa akar masalah dapat
dipecahkan dengan satu alternatif pemecahan. Oleh sebab itu, pada tahap
ini kita sebaiknya mengidentifikasi akar-kar masalah yang dapat
dipecahkan dengan satu alternatif pemecahan masalah, akar-akar masalah yang dapat
dipecahkan dengan hanya satu alternatif, dan akar-akar masalah yang mempunyai
beberapa alternatif pemecahan masalah.
Berdasarkan
alternatif pemecahan masalah inilah kemudian direncanakanlah kegiatan-kegiatan
(tahap perencanaan). Namun, pada kenyataannya tidak semua kegiatan yang harus
dilakukan dapat diimplementasikan. Salah satu sebabnya adalah keterbatasan
dana. Oleh sebab itu, sebuah lembaga atau praktisi Humas harus menyusun
kegiatan berdasarkan prioritas-prioritas. Dalam tahap perencanaan ini beberapa
unsur harus dikerjakan sesuai dengan program yang disusun oleh praktisi humas.
Setelah disusun kegiatan apa saja yang akan dilakukan, maka untuk setiap
kegiatan perlu dibuat rencana secara lebih detail, yaitu penyusunan
proposal yang rinci, penyusunan anggaran, penentuan media yang digunakan dll.
Penyusunan proposal secara lengkap sangat penting sebagai pedoman pelaksanaan
kegiatan humas. Agar berhasil, komitmen semua pihak yang terkait adalah sangat
penting.
Tahap berikutnya adalah tahap komunikasi atau pelaksanaan
kegiatan. Agar dalam pelaksanaannya diperoleh hasil yang diharapkan maka
prinsip-prinsip dalam komunikasi perlu diperhatikan. Agar proses komunikasi
dapat berjalan dengan baik, maka beberapa hal perlu diperhatikan yaitu kredibilitas,
keterkaitan, isi, kejelasan, keberlanjutan dan konsistensi, saluran/media dan
kemampuan khalayak. Faktor-faktor tersebut perlu diperhitungkan secara
sungguh-sungguh agar kegiatan yang dilakukan dapat berhasil sesuai dengan
harapan.
Tahap keempat adalah tahap evaluasi. Pelaksanaan
kegiatan humas harus dievaluasi agar permasalahan atau hambatan yang ada
dapat diatasi dan dipecahkan. Dalam tahap keempat ini praktisi humas
harus mempunyai keterampilan dalam menelaah hasil-hasil yang diperoleh dengan
menggunakan berbagai alat bantu, misalnya reset mengenai pendapat umum, reset
mengenai perilaku, motivasi, analisis isi dan lain-lain.
Ada suatu daftar pertanyaan yang dapat anda lakukan untuk mengevaluasi
keberhasilan suatu kegiatan (John T. Cunningham) , yaitu:
Ø apakah program direncanakan dengan baik?
Ø Apakah mereka
yang terlibat dapat memahami pekerjaan yang anda laksanakan?
Ø Apakah semua
bagian dan eksekutif yang terkait bekerjasama?
Ø Bagaimana
membuat hasilnya agar lebih efektif?
Ø Apakah semua
khalayak dapat dicapai?
Ø Apakah anda menerima publisitas yang diperlukan
sebelum, pada saat dan setelah program berhasil dilaksanakan?
Ø Apakah anda dapat membuat persyaratan lebih baik untuk
permasalahan yang tidak diduga?
Ø pakah program sesuai dengan anggaran? Jika tidak,
mengapa?
Ø Persyaratan
apakah yang anda kemukakan sebelumnya untuk mengukur hasilnya? Apakah hasil ini
memuaskan?
Ø Langkah-langkah
apakah yang diambil untuk memperbaiki program-program yang sifatnya sama di
masa depan berdasarkan pengukuran ini?
Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, seorang
praktisi humas kemudian membuat perbaikan perencanaan disesuaikan dengan
pengembangan kondisi di lapangan. Hasil evaluasi juga dapat digunakan sebagai
salah satu acuan dalam menyusun perencanaan di masa yang akan datang, disamping
pencarian fakta, data dan informasi baru. Keempat langkah tersebut bagaimana
sebuah mata rantai yang
C.HUMAS
DAN MEDIA MASSA
1.Pentingnya
publik relations membinah hubungan pers
Salah
satu kegiatan PR dalam memberikan informasi kepada masyarakat untuk memperoleh
dukungan dan kepercayaan publik adalah kegiatan hubungan pres yakini membina
hubungan baik dengan kalangan pers yang mengelolah media cetak (surat
kabar/majalah) dan media elekteronik (tv/radio)
Batasan jefkins mengenai peranan
hubungan pers adalah untuk memperoleh pemuatan atau penyiaran secara maksimal
tentang informasi PR yang di sampaikan untuk memberi pengetahuan dan
menciptakan pengertian publiknya.
Penting sekali dalam kegiatan PR
menjalin hubungan pers atau media relations yang baik dengan para pemimpin dan
reporter/wartawan,surat kabar,maalah radio,dan televisi.perilakuan yang
berdasrkan like dan deslike dalam memberikan keterangan dapat menimbulkan
adanya berita-berita /tulisan-tulisan yang tidak akurat,bahkan berita yang
tidak benar tentang organisasi/perusahaan itu,yang mungkin dapat membawak
kereugian.
Hubungan pribadi antara PRO dan pres tidak bearti
harus”melacurkan”profesi masin g-masing daloam menyampaikan informasi kepada
masyarakat. Misalnya berita berita yang tidak layak di muat atau terjadi ditori
dalam pembuatannya akan membohongi pembaca.baik pers ataupun PRO harus tetap
profesional dalm memuatannya dan penyiaran berita.dalam pengertian pres dalm
menyiarkan berita untuk kepentingan sebagian besar pembacanya,bukan malah
menjadi buruh bicara atau kepanjangan tangan PRO. Begitu juga PRO tidak
memaksakan kehendak atau mendapat perlakuan istimewa agar setiap informasi PR
harus selalu di muat atau disiarkan,kendati sebenarnya tidak layak berita.
Kaitan PR dengan pers/media massa
harus tetap erat,karena PR tidak dapat meningalkan pres sebagai sarana
informasi publikasi PR,sebaliknya pres harus membutuhkan informasi resmi,akurat
dan lengkap,biasanya di dapat dari PR. Jadi ada semacam pertalian yang bersifat
simbiosis.
Agar PR sebagai sumber dapat dengan
mudah di hubungi sebaliknya dengan PR tidak menemui kesulitan untuk penyampaian
informasi atau membantah/meneteralisasi berita yang di muat media massa,PR
penting membina hubungan baik dengan pres.
Hakikat pekerjaan PR dan pres,ungkap
deprari,dalam kaitanya dengan pengelolaan informasi sebenarnya tidak jauh
berbedah.kedualembaga harus mengusahakan agar informasi yang di bersumber pada
kegiatan masing- masing diolah menurut prinsip-perinsip jurnalistik tentang perinsip-perinsip
berita sehingah menarik untuk di sajikan sebagai berita.baik PR maupun pres
menyadarkan persamaan tersebut dalam posisi , fungsi serta pran masing-masing
dalam penyaluran informasi,sehinga hubungan kemitraan antara keduannya akan
fungsional.depari mengatakan dalam kerjasama PR dan pres adalah:
Ø Persepsi
tentang PR yang belum seragam baik di kalangan PR,top manajemen,maupun di mata
pres.
Ø Profesionalisme
PR maupun pres infelikasinya akan tanfak pada hubungan yang tidak lagi bersifat
bussiness like,melaikan saling memanfaatkan.
Ø Apresiasi
terhadap minimal tanggung jawab kerja masing-masing yang salingh menimbulkan
salah pengertian mengenai arus informasi yang mungkin tertahan,di sebarluaskan
ataupun di manipulasi.
Ø Kecenderungan
PR mendekati pres hanya ada biala masalah,sehinga timbul pesan bahwa pres di
anggap sebagai mitra kerja,Cuma sebagai trouble shooter.
Ø Kecenderungan
Prmemanfaatkan pres sebagai lembaga penyebar siaran pres,apalagi sering kali
siaran pres yang di keluarkan PR praktis tidak punya nilai berita dan kaitan
kepentingan umum.
Berdasarkan uraian di atas, maka
penting sekali bagi PR melakukan hubungan pres/media massa agar kem itraan
antara PR dan pres tetap menjalin dengan hubungan yang salingh membutuhkan satu
sama lain, tanpa melupakan integritass propesi masing-masing yang bila melangar
kode etika PR dan kode pres tersebut itu sendiri.memang dalam menjalin hubungan
pres ini antara PR dan pres itu sendiri tidak akan lepas timbulnya konflik
antar keduanya juga, terjadi distoris antar mereka, tetapi sebagi mitra yang
sama menghormati profesi dan profesionalisme masing-masing tidak ada masalah
yang tidak dapat di selesaikan. PR dan pres sebagi mediator dalam penyampaian
informasi dari lembaga/perusahaan tetapi lebiah bisa mengedepankan kepentingan
publik.
2.Bentuk-bentuk
kegiatan hubungan pres
Dalam upaya membinah hubungan pres,
maka PR akan melakukan berbagai kegiatan yang bersentuhan dengan pres antar
lain :
Ø Temu
pres atau jumpa pres yaitu memberikan secar simultan/berbarangan oleh seorang
pejabat pemerinta atau swasta kepada sekelompok wartawan, bahkan bisa ratusan
wartawan sekaligus.
Ø Press
Brefing yaitu di selengarakan secara reguler oleh seorang pejabat PR dalam
kegiatan ini di sampaikan informasi-informasi tentang kegiatan yang baru
terjadi kepada pres, dan juga di adakan ajuan atau pertanyaan bila wartawan
belum puas dan menginginkan keterangan yang lebiah rinci.
Ø Pres
Relations atau siaran pres sebagai publisitas yaitu media yang banyak di
gunakan dalam kegiatan kehumasan karena dapat menyebarkan berita.
Ø Special
Event yaitu peristiwa khusus sebagai suatu kegiatan PR yang penting dan
memuaskan banyak orang untuk ikut serta dalam suatu kesempatan, maupun
meningkatkan pengetahuan dan memenuhi selsra publik.
Ø Press
Luncheon yaitu pejabat PR mengadakan jamuan makan siang bagi apra wakil medi
massa, sehinga pada kesempatan ini pihak pres bisa bertemu dengan top manejer
perusaan/lembaga guna mendengarkan perkembangan perusahaan /lembaga.
Ø Wawancar
press yaitu sifatnya lebih pribadi, lebiah individual.
D. HUMAS
INTERNAL
Internal public adalah public yang berada di dalam
organisasi/perusahaan seperti supervisor,kariawan pelaksana kegiatan internal
public relations merupakan kegiatan yang di tujukan untuk public internal
organisasi/prusahaan.
Melalui kegiatan Internal Public Relations diharapkan
dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan publik internal dari
organisasi/perusahaan. Dengan hubungan yang harmonis antara pihak-pihak yang
terkait dalam perusahaan maka akan tercipta iklim kerja yang baik. Dengan
begitu kegiatan operasional perusahaan akan berjalan dengan lancarnaan,menejer, pemegang saham,dan
direksi perusahaan.
Kariawan
perusahaan;Disini akan terlihat banyak ragamnya ditinjau dari
kedudukan,masal-masal setatus ekonomi,usia dan karakteristik, demografis
lainnya.melihart karakteristik kariawan,maka masalah informasi menjadi bidang
sepesialisasi tersendiri.apabilah keterlibatan kariawan lebiah banyak,sangat di
anjurkan untuk mengikuti kecenderungan-kecenderungan baru dengan jalan memantau
perkembangan yang ada, termasuk berbagai peraturan pemerintah dan informasi di
medi massa.
Investor:kelompokmpemegang saham pun
akan berbedah.kadang perusahaan besar memegang investor menjadi beberapa
kelompok dan mengembangkan cara berkomunikasi dengan setiap kelompok.hubungan
baik dengan investor dapat menghasilkan imbalanyang menguntungkan dalam
bentukmodal pinjaman untuk membiayai proyek-proyekbesar.meningkatnya perhatian
pemegang saham dapat mendukung repotasi perusahaan dan meningkatkan kepercayaaan.
E.HUMAS
EKSTERNAL
Eksternal publik secar organik tidak berkaitan
langsung dengan perusahaan seperti
pers,pemerintah,pendidik/dosen,pelanggan,komunitas dan pemasok.Hubungan dengan
publik diluar perusahaan merupakan keharusan yang mutlak. Karena perusahaan
tidak mungkin berdiri sendiri tanpa bekerja sama dengan perusahaan yang lain.
Karena itu perusahaan harus menciptakan hubungan yang harmonis dengan
publik-publik khususnya dan masyarakat umumnya.
Salah
satunya dengan melakukan komunikasi dengan publik ekstern secara informatif dan
persuasif. Informasi yang disampaikan hendaknya jujur, teliti dan sempurna
berdasarkan fakta yang sebenarnya. Secara persuasif, komunikasi dapat dilakukan
atas dasar membangkitkan perhatian komunikan (publik) sehingga timbul rasa
tertarik.
Masalah
yang perlu dipecahkan dalam kegiatan external public relations meliputi
bagaimana memperluas pasar bagi produksinya, memperkenalkan produksinya kepada
masyarakat, mendapatkan penghargaan dan penerimaan dari publik maupun
masyarakat, memelihara hubungan baik dengan pemerintah, mengetahui sikap dan
pendapat publik terhadap perusahaan, memelihara hubungan baik dengan pers dan
para opinion leader, memelihara hubungan baik dengan publik dan
para pemasok yang berhubungan dengan operasional perusahaan dan mencapai rasa
simpatik dan kepercayaan dari publik dalam masyarakat.
Ø Tindakan-tindakan
yang harus dilakukan external public relations seperti :
v Menganalisa
dan menilai sikap dan opini publik yang menanggapi kebijaksanaan pimpinan
perusahaan dalam menggerakkan pegawainya dan menerapkan metodenya
v Mengadakan
koreksi dan saran kepada pimpinan perusahaan, terutama kegiatan yang mendapat
sorotan atau kritikan publik
v Mempersiapkan
bahan-bahan penerangan dan penjelasan yang jujur dan objektif agar publik tetap
memperoleh kejelasan tentang segala aktivitas dan perkembangan perusahaan
v Ikut
membantu pimpinan dalam hal menyusun atau memperbaiki formasi staf ke arah yang
efektif
v Mengadakan
penyelidikan atau penelitian tentang kebutuhan, kepentingan dan selera publik
akan barang-barang yang dihasilkan perusahaan.
v Kegiatan Eksternal
Public Relations ini ditujukan untuk publik eksternal
organisasi/perusahaan, yaitu keseluruhan elemen yang berada di luar perusahaan
yang tidak berkaitan secara langsung dengan perusahaan, seperti masyarakat
sekitar perusahaan, pers, pemerintah, konsumen, pesaing dan lain
sebagainya
v Melalui
kegiatan eksternal ini, diharapkan dapat menciptakan kedekatan dan kepercayaan
publik eksternal kepada perusahaan. Dengan begitu maka akan tercipta hubungan
yang harmonis antara organisasi/ perusahaan dengan publik eksternalnya,
sehingga dapat menimbulkan citra baik atas perusahaan dimata publiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Cutlip,Scott M. Center, Allen H;
Broom, Glen M.2000.Effective. Public
Relations.New jersey:Prentice Hall International.
Danusaputra, Chairany Hanoum. 1995.
“Kontribusi Kegiatan VIP Party terhadap
citra positip Tamu-tamu VIP Pada Gran Hotel Preager Bandung(Skripsi).
Bandung:fikom Unpad.
Holt, Shel. 1999. Public Relations
on the Net. New york:Amacom.
Jefkins, Frank. 1995. Public
Relations. Alih Bahasa:haris munandar.jakarta:Erlangga.
Kasali, Rhenald . 1994. Manajemen
public relations,Konsep dan Apelikasinya di indonesia. Jakarta : pustaka utama
grafiti.
Rachmadi, F. 1994. Public relations
Dlam Teori dan Praktek.Jakarta:Galamedia Pustaka Utama.
Pavlik,Jhon V. 1987. Public
Relations, What Research Tell Us. NewDelhi:Sage Publiction.
Seitel, Fraser P. 1992. The
Practice of Public Relations. Colombus,Ohio:Charles E.M erril Publishing Company.
Soekotjo, Indah, dalam Anonymous.
1993. ”Public Relations”.(diktat). Jakarta :interstudi School of Public
Relations.
Siregar, Ashadi & Pasaribu,
Rondang.2000. Bagaimana MengelolahMedia Koporasi. Yokyakarta; Kanisius dan
LP3Y.
Sukatendel,Arko K. “Public Relations
Prusahaan”. (Diktat).Bandung :Fikom Umpad.
Sunarjo, Djoenasih S. 1984. Opini Public. Yogjakarta: Liberty.
Sutanto, T 1992. “Memahami Tata
rupa Majalah/Majalah Perusahaan”.(makala). Pada Loka Karya Pengelolaan Majlah
Perusaan.
Watt, jmaes H. Dan Van den Berg ,
Sejef. 1995. Research Methods For Communications Sinence.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar